Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Masyarakat Miskin Ekstrem di Jambi Didominasi Buruh Perkebunan

Foto : ANTARA/Nanang Mairiadi

Sekdaprov Jambi Sudirman saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAMBI - Pemerintah provinsi (Pemprov) Jambi terus mengatasi angka kemiskinan ekstrem yang di wilayahnya yang saat ini tercatat 42.411 jiwa dan dominasi para buruh di sektor perkebunan.

"Pemprov Jambi terus mengatasi angka kemiskinan ekstrem tersebut dengan membina dan memberikan modal usaha kepada para buruh," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jambi, Sudirman di Jambi, Selasa (5/9).

Ia mengatakan untuk itu para buruh di sektor perkebunan harus dibekali dengan pelatihan untuk meningkatkan kapasitasnya, modal usaha dan bantuan peralatan sehingga pada 2024 nanti mereka harus keluar dari angka kemiskinan tersebut.

Ribuan masyarakat miskin ekstrem itu tersebar di11 kabupaten dan kota dalam Provinsi Jambi bahkan sudah ada nama dan alamatnya dan di sektor perkebunan.

Faktanya, banyak buruh sawit yang masuk dalam kriteria miskin karena hanya sebagai pekerja dodos buah sawit dan rata-rata tidak memiliki lahan.

"Pemerintah akan memberikan bantuan modal usaha dan peralatan sehingga bisa keluar dari zona itu," kata Sudirman.

Sementara itu, Dinas Perkebunan Provinsi Jambi juga telah merancang program-program untuk meningkatkan kesejahteraan buruh di Provinsi Jambi, antara lain Program Dua Miliar Satu Kecamatan (Dumisake) yang menyasar masyarakat pengelola kebun, diantaranya kebun sawit, pinang dan kebun kelapa berupa sarana dan prasarana.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agusrizal mengatakan program Dumisake yang akan digulirkan tahun ini menyasar ke penduduk miskin ekstrem yang bekerja di sektor perkebunan atau menjadi tenaga kerja buruh lepas dan program ini baru pertama dari Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.

"Kami bantu peralatan dan mesin, jadi yang akan kita bantu itu ada kendaraan roda tiga, gerobak sorong, alat panen manual dan elektrik, mesin rumput, sprayer elektrik," katanya.

Masyarakat yang bekerja sebagai pengelola kebun agar membentuk kelompok yang terdiri dari 20 orang satu kelompok dan nanti akan diverifikasi orang-orangnya yang benar-benar penduduk miskin ekstrem yang bekerja menjadi buruh harian lepas di desa, katanya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top