Malam Tahun Baru, Ada Pemutaran Film di Museum Bahari
Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis'ari di Jakarta, Minggu (22/12).
Foto: ANTARA/Lia Wanadriani SantosaJAKARTA - Museum Bahari menyiapkan acara pemutaran film secara maraton di malam Tahun Baru 2025 sebagai pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu bersama rekan-rekan mereka saat pergantian tahun.
"Kami kemas dalam acara 'Movie Screening Marathon'. Nonton film dari museum buka sampai tutup. Hanya bayar tiket museum," ujar Kepala Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta, Mis'ari di Jakarta, Minggu (22/12).
Mis'ari mengatakan Museum Bahari memiliki fasilitas bioskop yang diperuntukkan untuk masyarakat.
Adapun film-film yang nantinya ditayangkan sebagian merupakan karya pelajar SMA dan SMK di seluruh Indonesia, yang berpartisipasi dalam "Festival Film Pendek" tahun 2024.
Tahun ini, pengelola museum mengadakan festival film dengan tema "Bahari".
"Acara (pemutaran film) diadakan 31 Desember-1 Januari 2025. Tak perlu mendaftar, tinggal datang. Bioskop jadi fasilitas untuk masyarakat. Kami punya fasilitas ruang bioskop," kata dia.
Selain mengadakan acara pemutaran film, Pengelola Museum Bahari juga berencana menghiasi Jembatan Kota Intan, dengan lampu-lampu.
"Yang kami kelola juga Jembatan Kota Intan. Nanti atas dukungan Unit Pengelola Kotatua, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, akan 'dilight-up' (dibuat menyala dengan cahaya lampu). Ada instalasi dengan lampu-lampu di sana," ujar Mis'ari.
Sementara itu, pengelola Museum Bahari saat ini masih mengadakan pameran bertajuk "Membangun di Lahan Basah: Dari Gudang Barat hingga Museum Bahari 1652-1977".
Dalam pameran yang dibuka untuk umum sejak 7 Desember 2024 hingga 22 Juni 2025 itu, kurator Rifandi S. Nugroho mengajak pengujung menyelami hubungan historis antara air dan daratan dalam bentuk instalasi seni dan gambar-gambar.
Dia juga mengajak pengunjung menyelami warisan infrastruktur kolonial.
Sebagian besar diolah dari buku yang telah diterbitkan Museum Bahari dari hasil riset bersama Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) berjudul “Westzijdsche Pakhuizen Batavia 1652-1977”, Dari Gudang Barat Hingga Museum Bahari".
Dia kemudian mengelaborasi dengan rekaman ingatan warga setempat tentang kawasan itu di masa lalu dan kini.
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 3 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 4 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 5 Meluas, KPK Geledah Kantor OJK terkait Penyidikan Dugaan Korupsi CSR BI
Berita Terkini
- Jalan 5.000 Langkah Sehari Dapat Menangkal Depresi
- Dikira Houthi, AS Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18-nya Sendiri
- Dishub Sleman petakan jalur mudik rawan kecelakaan dan macet
- Gubernur terpilih dukung TNI-Polri cegah gangguan kamtibmas di Bintuni
- Masdar Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Angin Zarafshan