Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Kurang Tidur Tingkatkan Risiko Serangan Migrain

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Arizona Health Sciences mengidentifikasi hubungan antara kurang tidur dan serangan migrain yang menunjukkan bahwa memperbaiki kesehatan tidur dapat mengurangi serangan migrain pada penderita migrain.

Banyak orang dengan migrain melaporkan mengalami gangguan tidur, termasuk insomnia, sulit tidur atau tetap tidur, kualitas tidur yang buruk, rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, terbangun dari tidur dan terpaksa tidur karena sakit kepala migrain. Hingga saat ini, belum diketahui apakah migrain menyebabkan kurang tidur atau sebaliknya.

"Sudah cukup lama diketahui bahwa ada hubungan antara tidur dan migrain," kata peneliti utama Frank Porreca, Ph.D., direktur penelitian untuk Pusat Komprehensif untuk Nyeri & Kecanduan dan profesor farmakologi di Fakultas Kedokteran UArizona-Tucson, dikutip dari Medical Express, Kamis (14/3).

"Cara yang telah diteliti di masa lalu adalah melalui informasi yang dilaporkan pasien, yang bersifat subjektif. Kami mengukur tidur secara kuantitatif dalam model praklinis dan menemukan bahwa rasa sakit seperti migrain tidak memengaruhi tidur, tetapi jika Anda mengalami gangguan tidur, peluang Anda untuk mengalami serangan migrain jika Anda seorang pasien migrain jauh lebih tinggi," lanjutnya.

Porreca memimpin tim peneliti yang menggunakan model tikus praklinis untuk mengevaluasi gangguan tidur, karena arsitektur tidur tikus sangat mirip dengan manusia, termasuk siklus tidur nyenyak, tidur REM, dan tidur ringan. Tidur dinilai dengan menggunakan rekaman elektroensefalogram dan pengamatan visual.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top