Kepercayaan atas Transportasi Massal Cukup Tinggi
Rangkaian kereta LRT Jabodebek melintas di Jalan Rasuna Said, Jakarta, Kamis (12/9). PT Kereta Api Indonesia memperpanjang jam operasional Lintas Rel Terpadu atau LRT Jabodebek dengan mengoperasikan delapan perjalanan tambahan pada hari kerja.
Foto: ANTARA/Indrianto Eko SuwarsoJAKARTA - Kepercayaan masyarakat terhadap moda transportasi massal yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan cukup tinggi. Hal itu bisa dilihat tingginya animo warga naik transportasi yang dikelola PT Kereta Api Indonesia (KAI) Group.
KAI mencatat kinerja positif dengan melayani 333,3 juta penumpang wilayah Jabodetabek selama periode Januari hingga November. “Jumlah ini cukup banyak,”jelas Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, di Jakarta, Minggu.
Menurutnya, pencapaian itu mencerminkan tingginya kepercayaan rakyat akan moda transportasi massal. Dia merinci jumlah tersebut terdiri dari 9,7 juta penumpang menggunakan layanan kereta jarak jauh dan lokal yang dioperasikan KAI Daerah Operasi 1 Jakarta. Kemudian, 18,9 juta penumpang LRT Jabodebek.
Selanjutnya, layanan Whoosh yang dikelola KCIC tercatat 5,4 juta penumpang. Sementara itu, Commuter Line yang menjadi andalan mobilitas sehari-hari warga Jabodetabek mencatat pengguna terbanyak dengan jumlah fantastis mencapai 299,3 juta.
Anne menerangkan, efisiensi kereta api dapat dilihat dari kapasitas angkut yang besar. Dalam sekali jalan, satu rangkaian kereta api jarak jauh terdiri dari 8 hingga 14 kereta penumpang. Ini berkapasitas hingga 1.120 tempat duduk.
“Jika dibanding mobil pribadi berkapasitas 7 orang atau motor berkapasitas 2 orang, maka satu perjalanan kereta api dapat menggantikan 160 mobil atau 560 motor,” terangnya. Menurutnya, tingginya antusiasme masyarakat menggunakan kereta api dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon dan polusi udara Jabodetabek.
Emisi Rendah
Menurut Anne, Kementerian Perhubungan juga menyampaikan bahwa emisi yang dihasilkan kereta api jauh lebih kecil dari mobil atau pesawat. “Dalam 200 mil perjalanan, emisi yang dihasilkan mobil atau pesawat 5 kali lipat dari kereta api,” ucapnya.
Berdasarkan penelitian dari Departemen Bisnis, Energi, dan Strategi Industri Inggris via Our World in Data, emisi setara CO2 per penumpang per km di kereta adalah 41 gram, sepeda motor 103 gram, dan mobil 192 gram. Dengan demikian, perjalanan kereta api dengan penumpang hanya menghasilkan 45.920 gram CO2 per km. Ini jauh lebih rendah dibanding motor sebanyak 115.360 gram CO2, dan mobil sebanyak 215.040 gram CO2.
Sebagai contoh, untuk perjalanan Commuter Line 1 rangkaian terdiri atas 8 hingga 12 kereta dengan kapasitas maksimal 3.000 pelanggan. Jumlah satu rangkaian Commuter Line mampu menggantikan penggunaan 428 mobil pribadi dan 1.500 motor.
Dengan semakin banyaknya masyarakat yang beralih ke transportasi kereta api, pelanggan kereta api berhasil mengurangi emisi CO2 secara signifikan. Setiap hari, penggunaan kereta api mengurangi sekitar 2.141 ton CO2. Atau dalam setahun total pengurangan mencapai sekitar 780.528 ton CO2.
Dampak ini sangat besar terhadap kualitas udara Jabodetabek, berkontribusi menciptakan udara yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat. “KAI Group terus berkomitmen untuk mendukung kebiasaan masyarakat beralih ke transportasi massal yang lebih ramah lingkungan,” jelas Anne.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Aloysius Widiyatmaka, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan