Genjot Produksi Perikanan Budi Daya, KKP Bakal Revitalisasi Tambak Kurang Produktif di Pantura
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono di Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin (BINS), Karawang, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/HO-Humas KKPKARAWANG – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan program Revitalisasi Tambak Pantai Utara Jawa (Pantura) dilakukan secara bertahap.
"KKP sendiri akan merevitalisasi 78 ribu hektare tambak kurang produktif di empat provinsi mulai dari Provinsi Banten hingga Jawa Timur. Revitalisasi akan dimulai pada 2025 dan dilakukan secara bertahap hingga 2029," ujar Trenggono di Karawang, Jawa Barat, Senin (2/12).
Dia menambahkan, salah satu komoditas yang akan dibudidayakan adalah ikan nila salin.
Ikan nila menjadi salah satu komoditas perikanan budi daya prioritas nasional yang dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk mencukupi kebutuhan pasar, baik dalam maupun luar negeri, dan mendukung program ketahanan pangan nasional.
Produksi ikan nila Indonesia pada 2023 adalah sebesar 1,37 juta ton dengan pertumbuhan rata-rata 5,4 persen per tahun. Hasil produksi tersebut digunakan untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan ekspor.
Ekspor ikan nila Indonesia juga meningkat, nilai rata-rata 6,74 persen. Puncak ekspor tertinggi pada 2023 yaitu senilai 81,77 juta dollar AS (Rp1,3 triliun) dengan volume ekspor 11.166 ton ikan nila. Ekspor ikan nila Indonesia didominasi dalam bentuk produk fillet dengan kontribusi 98,46 persen. Negara tujuan utama ekspor ikan nila Indonesia adalah Amerika Serikat (59,08 persen), Kanada (20,72 persen), dan Uni Eropa (8,28 persen).
Sebagai informasi, Modeling Tambak BINS Karawang dibangun sebagai langkah awal dalam pelaksanaan program Revitalisasi Tambak Pantai Utara Jawa (Pantura). Modeling Tambak BINS Karawang diresmikan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo pada 8 Mei 2024. Pembangunannya dimulai sejak 2023 di lahan seluas 84 hektare.
Fasilitas yang dibangun untuk mendukung Modeling Tambak BINS Karawang terdiri dari petak pemeliharaan yang dilengkapi dengan e-feeder serta monitoring IoT untuk mengukur salinitas, suhu, DO, pH dan amoniak.
Selain itu dibangun juga prasarana pendukung seperti kantor utama dan ruang kontrol, petak pemeliharaan (kolam induk, kolam pendederan, dan kolam pembesaran), ruang jaga tambak, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), ruang genset, mini laboratorium, gudang pakan, gudang peralatan, dan bangsal panen.
Berita Trending
Berita Terkini
- Penerapan pembelajaran berbasis digital di Tolitoli masih belum merata
- BPBD : Ketinggian banjir rob sempat 40 centimeter
- Unej beri bantuan untuk korban banjir di Wonoasri
- Tutup Tahun di Cilegon, Tempat Ini Gelar Event Musik Rock Klasik
- Terancam Pergerakan Tanah, PVMBG Minta 22 Rumah di Desa Wargasari Cianjur Dikosongkan