Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Duh! 822 KK di Jakarta Utara Masih BAB Sembarangan

Foto : ANTARA/Genta Mawangi

Anak-anak bermain di Kali Ciliwung, Bendungan Hilir, Jakarta, Jumat (19/7/2019).

A   A   A   Pengaturan Font

Ratusan kepala keluarga (KK) di Jakarta Utara masih melakukan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) atau di tempat terbuka.

JAKARTA - Sebanyak 822 kepala keluarga (KK) di Jakarta Utara masih melakukan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) atau buang air besar di tempat terbuka.

"Jakarta Utara sedang berupaya untuk mewujudkan pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau STBM dengan mewujudkan Kelurahan Stop BABS," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Senin (21/10).

Ia mengatakan, di Jakarta Utara masih ada kelurahan yang belum mewujudkan komitmen untuk Stop BABS, yakni di Kecamatan Cilincing dan Kecamatan Koja. "Kita masih ada total 822 KK yang belum StopBABS terbuka," kata dia.

Ia mengatakan, kebiasaan BABS berdampak bagi kesehatan masyarakat, mulai dari meningkatkan angka kesakitan karena diare, hepatitis dan penyakit pencernaan lain.

Kemudian menurunkan kualitas air tanah yang digunakan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu meningkatkan risiko terjadinya stunting atau gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi serta diare berkepanjangan.

??????Menurut dia, Kelurahan Pluit dinyatakan berhasil mewujudkan komitmen Stop BABS, yakni tidak ada masyarakat yang buang air besar (BAB) di tempat terbuka.

Selain itu, Pemerintah Kota Jakarta Utara terus melakukan koordinasi dengan suku dinas terkait, termasuk Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk melakukan upaya penyediaan sarana buang air besar bagi masyarakat.

"Perbaikan sanitasi dan sara buang air besar harus terpenuhi sehingga tidak ada lagi keluarga yang buang air sembarangan," kata dia.

Kemudian melakukan penguatan promosi kesehatan ke masyarakat akan bahaya BABS. Lalu melakukan penggalangan dana tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL) perusahaan untuk mewujudkan komitmenStopBABS.

"Kami juga melakukan monitoring berkala perwujudan StopBABS di tengah masyarakat secara berkelanjutan," kata dia.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top