Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Fungsi Intermediasi I NIM yang Terlampau Tinggi Membuat Sektor Riil Terdampak

Bunga Kredit Bank Bahayakan Fondasi Ekonomi Indonesia

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

GEDUNG BANK INDONESIA I Gedung BI di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. BI harus turun tangan mengatasi marjin bunga bank di Indonesia yang sangat tinggi.

A   A   A   Pengaturan Font

» Saat pemerintah berupaya memulihkan perekonomian nasional, bank-bank malah mengejar laba dengan mengenakan bunga kredit tinggi pada dunia usaha.

» Bunga deposito jauh di bawah inflasi sehingga nilai simpanan deposan menyusut.

JAKARTA - Praktik bisnis perbankan di Indonesia dinilai sudah tidak sehat. Perbankan yang seharusnya menjadi jantung perekonomian karena berfungsi memompa likuiditas ke sektor riil, justru mengenakan suku bunga kredit yang sangat tinggi, double digit atau rata-rata 12 persen. Di sisi lain, dalam menghimpun dana pihak ketiga (DPK), bank hanya memberi suku bunga dana kepada deposan sekitar 6 persen.

Dengan demikian, rata-rata margin bunga yang dikeruk bank sekitar 6 persen atau 100 persen dari bunga deposito. Setelah dikurangi dengan berbagai biaya maka margin bunga bersih atau Net Interest Margin/NIM perbankan di Indonesia per Desember 2022 mencapai 4,71 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top