Banyak Yang Menganggur, 'Link & match' Pendidikan dan Kebutuhan Industri Film Masih Jadi Pekerjaan Rumah
Warga menyaksikan pemutaran film Si Doel Anak Betawi karya Sjuman Djaya di halaman Perusahaan Umum Produksi Film Negara (Perum PFN), Jakarta, Kamis (31/3/2022).
Foto: AntaraJakarta, 29/3 (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memandang bahwa masih belum tercapainyalink and matchantara kurikulum pendidikan film dengan kebutuhan industri menjadi salah satu "pekerjaan rumah" bagi ekosistem industri film nasional.
"Dari sudut pandang Kemendikbudristek tidak lepas dari pendidikan film baik di level sekolah menengah atau vokasi hingga pendidikan tinggi, di mana masih belum tercapainyalink and match antara kurikulum pendidikan film dengan kebutuhan industri film nasional," kata Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek Ahmad Mahendra Rabu (29/3).
Sebelumnya pada Senin (6/3) di Konferensi Hari Film Nasional yang diadakan oleh Badan Perfilman Nasional (BPI), Kemendikbudristek telah menyebutkan belum ada skema berbentuk kurikulum yang bisa mengaitkan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dengan industri perfilman.
Pada kesempatan tersebut,Mahendra mengingatkan perlunya diskusi bersama berbagai pihak terkait untuk membahas permasalahan tersebut agar jangan sampai lulusan film menganggur karena tidak siap menghadapi industri.
Untuk membangun penguatan ekosistem film nasional, Mahendramengatakan pihaknya pada tahun ini fokus pada pengembangan komunitas melalui berbagai program peningkatan kapasitas hingga fasilitasi baik terhadap sineas maupun karya film Indonesia diluncurkan oleh Kemendikbudristek.
"Program peningkatan kapasitas ini berupa program inkubasi atau lab antara lain Indonesiana Films, Layar Indonesiana atau kompetisi produksi film pendek, Producer's Lab yang bekerja sama dengan Jakarta Film Week yang pada dasarnya mencari bakat serta cerita yang berkualitas," kata dia.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Kemendikbudristek juga memfasilitasi hampir semua festival film yang tersebar di Indonesia. Tak sampai di situ, Kemendikbudristek juga meluncurkan "Dana Indonesiana" berupa fasilitasi dana hibah yang diberikan kepada suatu kelompok kebudayaan atau perseorangan.
Peringatan Hari Film Nasional pada 2023 mengusung tema "Bercermin pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan". Merujuk pada tema ini, Mahenda mengatakan perlu adanya evaluasi dan pemutakhiran data tentang ekosistem film agar posisi perfilman di Indonesia semakin bisa dipahami baik dari aspek kualitas filmnya, kualitas pekerja film, dan industrinya.
"Indonesia tidak pernah kekurangan cerita, ada banyak kebudayaan Indonesia, pengetahuan tradisional, isu dan kearifan lokal yang bisa diolah sebagai modal pengembangan materi film," ujar dia.
"Untuk memperkuat modal tersebut, perlu ekosistem yang kuat dan pastinya memerlukan kerja sama dengan berbagaistakeholderperfilman dan juga pemerintah baik di pusat dan di daerah," pungkas Mahendra.
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29
Berita Terkini
- Rafael Struick Turun Sejak Awal
- Realisasikan Ketahanan Pangan Sektor Peternakan, Kemenkop-Kadin Inisiasi Bangun Pabrik Pakan Ternak
- Saatnya Lelaki Unjuk Totalitas dengan Total Care Men
- Esther Indef: RI Berpotensi Dirangkul Trump
- Keren, InJourney Airports Pimpin Era Baru Pengelolaan Bandara dengan Platform AI