Tim Bulu Tangkis Fokus Pulihkan Fisik
- All England
JAKARTA - Tim bulu tangkis Indonesia langsung menggelar latihan di practice court Utilita Arena usai tiba di Birmingham, Inggris Minggu (9/3) sore waktu setempat. Latihan ini difokuskan untuk pengembalian kondisi setelah perjalanan panjang dari Jakarta.

Ket. Ganda putra Indonesia Reza Pahlevi (kiri) dan Sabar Karyaman Gutama (kanan) saat latihan perdana jelang tampil di Super 1000 All England 2025 di practice court Utilita Arena Birmingham, Inggris, Minggu (9/3).
Doc: PP PBSI
All England 2025 akan bergulir 11-16 Maret. Turnamen dengan level BWF Super 1000 ini menawarkan total hadiah sebesar 1,5 juta dollar AS (24 miliar rupiah). Telah bergabung juga ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani yang baru tiba dari Jakarta dan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang baru menyelesaikan tugas di ajang Orleans Masters 2025.
Latihan kemarin sifatnya conditioning badan karena Ana/Tiwi baru sampai dari Indonesia. “Sedangkan Apri/Fadia baru dari pertandingan Orleans,” ungkap Nitya Krishinda Maheswari, pelatih ganda putri. Sementara itu, tunggal putra Jonatan Christie mengaku tidak mau terlena dengan status juara bertahan. Dia ingin fokus satu demi satu pertandingan dan menyiapkan diri sebaik-baiknya
“Saya tidak mau terlalu terlena dengan hasil tahun lalu yang sudah berlalu. Tahun ini suatu yang baru lagi, berbeda lagi pastinya,” ujarnya. Jadi fokus satu demi satu. Ada dua hari untuk persiapan mengembalikan kondisi fisik dan beradaptasi dengan cuaca.
Suhu Birmingham juga agak lebih hangat dari tahun-tahun sebelumnya, 10-16 derajat celcius. Tahun lalu di bawah delapan derajat Celsius. Sementara itu, pelatih ganda putra, Antonius Budi Ariantho, mengingatkan agar para pemain tidak mengabaikan faktor nonteknis.
“Anak-anak harus menjaga pada faktor nonteknis setibanya di Inggris,” jelasnya. Menjaga fokus, mencukupi asupan makanan, istirahat yang bagus, dan beradaptasi dengan cuaca. Ini akan sangat penting ketika mereka masuk lapangan.
Anton menekankan, All England sebagai turnamen tertua dan bergengsi di dunia bulu tangkis menuntut kesiapan mental dan fisik prima. Setiap pemain memiliki keinginan yang sama kuat untuk meraih juara. Maka, faktor nonteknis seperti adaptasi cuaca dan manajemen energi menjadi kunci kesuksesan.
Indonesia memiliki catatan gemilang di sektor ganda putra All England, dengan 24 gelar sepanjang sejarah. Hanya tuan rumah Inggris yang memiliki rekor lebih baik, dengan 28 gelar. Dalam delapan tahun terakhir, ganda putra Indonesia mendominasi melalui Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (2017, 2018), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (2019), Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri (2022), dan Fajar/Rian (2023, 2024). ben/G-1