UN Bukan Indikator Sekolah Unggulan
KORAN-JAKARTA.COM | Rabu, 15 Mei 2019, 01:00 WIB87 Siswa di SMA Negeri 78 berhasil meraih nilai sempurna saat UN.
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengapresiasi tingkat kelulusan siswa sekolah di Jakarta cukup tinggi. Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengaku tidak memberikan perlakuan khusus bagi siswa menjelang Ujian Nasional (UN) berlangsung.

Ket.
"Sebenarnya, saat UN kemarin banyak keluhan. Tapi nyatanya, anak-anak kita ini berhasil mendapatkan nilai rata-rata Matematika yang cukup baik. Yang lain juga, sangat berhasil menurut saya. Sebenarnya kita nggak ada drilling atau ada latihan soal, ini biasa kayak dulu," ujar Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Bidang SMP dan SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta, M. Husin, di Jakarta, Selasa (14/5).
Pendidikan Bernalar
Tahun ini, akunya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta menerapkan metode pendidikan bernalar. Metode ini dianggap sebagai salah satu pemicu keberhasilan siswa menyelesaikan soal-soal UN dengan baik.
"Mungkin dengan itu, mereka dapat memahami soal-soal, khususnya Matematika. Sehingga mereka bisa menjawab sampai 100, tidak ada kesalahan. Karena kan Matematika ini soal-soal bernalar," kata Husin.
Anda mungkin tertarik:
Bahkan, katanya, 87 siswa di SMA Negeri 78 berhasil meraih nilai sempurna saat UN tersebut. Namun, siswa itu belum meraih nilai 100 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, hanya 1-2 mata pelajaran saja.
"Awalnya, mungkin anak-anak ini punya modal kecerdasan juga. Cuma, kecerdasan yang tidak diolah atau diproses juga bisa bermasalah. Menurut saya sih, UN itu hanya salah satu indikator kualitas sekolah," tegas Husin.
Berdasarkan data UN 2018/2019, peringkat pertama untuk jurusan IPA diperoleh SMA Unggulan MH Thamrin dengan nilai rata-rata 91,68. Lalu, SMA Kristen 1 Penabur dengan nilai rata-rata 90,98 dan SMA Santa Ursula dengan nilai rata-rata 89,78.
Sedangkan sekolah untuk jurusan IPS, peringkat pertama diraih SMA Santa Ursula dengan nilai rata-rata 87,50. Lalu SMA Kristen 1 Penabur dengan nilai rata-rata 87,14 dan SMA Negeri 81 dengan nilai rata-rata 85,79.
Husin berharap, tingginya perolehan nilai yang diraih siswa atau sekolah tidak semata menjadi indikator sekolah unggulan. Menurutnya, seluruh sekolah di Jakarta sama kualitasnya. Sama-sama unggul dan baik.
"Banyak indikator keunggulan sekolah, nilai UN hanya salah satunya. Banyak sekolah yang perolehan nilai UN-nya biasa saja, tetapi menunjukkan berkualitas," imbuhnya.
Dia mencontohkan, SMA Negeri 38 yang pencapaian nilai UN-nya bukan di level tertinggi, namun sekolah ini menghasilkan calon-calon peneliti muda. Dalam seleksi Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud tahun ini, SMA Negeri 38 meloloskan 12 finalis dari 100 peserta finalis nasional.
"Begitu juga dengan SMA Negeri 63 yang peringkat UN-nya lebih di bawah, pada tahun-tahun sebelumnya menjadi finalis dan juara lomba OPSI. Kedua sekolah tersebut dan juga sekolah lainnya, telah membudayakan pembelajaran berbasis penelitian," ungkapnya. pin/P-6
Tren Saat Ini
Realtime






