
Transplantasi Kanker Hati Sekunder Berhasil Dilakukan
Foto: afp/ FREDERICK FLORINKanker hati sekunder yang disebarkan oleh penyakit usus yang bermetastasis termasuk penyakit yang sudah ditangani. Namun kanker pada hati ini berhasil diatasi dengan cara transplantasi sehingga penyakit dalam dihilangkan sepenuhnya.
Dalam sebuah pencapaian medis yang luar biasa terjadi di Inggris. Seorang wanita berusia 32 tahun dari kota Manchester telah menjalani transplantasi hati pertama di negara itu untuk kanker usus stadium lanjut yang menyebar hingga hati yang disebut dengan kanker hati sekunder atau disebut juga metastasis hati kolorektal.
Bianca Perea. (The Christie NHS Foundation Trust)
Bianca Perea didiagnosis dengan kanker usus stadium 4 pada bulan November 2021. Penyakit ini bahkan telah bermetastasis dengan menyebar ke seluruh delapan segmen hatinya. Awalnya diberi prognosis yang suram, ia merespons dengan sangat baik terhadap putaran pengobatan berbasis obat.
Namun meskipun responnya menjanjikan, penyakit kanker itu masih ada di hatinya. Karena kankernya sangat menyebar, maka satu-satunya cara adalah dengan jalan transplantasi untuk dapat menghilangkan penyakit itu.
Transplantasi hati Perea dilakukan pada musim panas tahun 2024. Setelah pencangkokan yang berhasil itu membuatnya bebas dari kanker hati yang dialaminya.
Meskipun transplantasi lebih umum dalam mengobati kanker hati primer, kasus Perea menambah banyak penelitian yang menunjukkan prosedur tersebut dapat bermanfaat bagi pasien dengan kanker usus stadium lanjut.
“Kanker usus yang juga dikenal sebagai kanker kolorektal adalah kanker keempat yang paling umum terjadi di Inggris. Penyakit ini menyumbang 11 persen dari semua kasus kanker baru yang muncul di negara itu,” ujar Justin Stebbing, Profesor Ilmu Biomedis, Universitas Anglia Ruskin, dalam tulisannya di The Conversation.
Penyakit kanker usus bisa sangat sulit diobati, terutama jika didiagnosis pada stadium lanjut meskipun ada perkembangan terbaru dalam imunoterapi. Apalagi karena kanker usus sering menyebar hingga ke hati yang mempersulit pilihan pengobatan dan biasanya berarti penyakit ini tidak dapat disembuhkan lagi.
Pendekatan pengobatan standar untuk kanker usus biasanya melibatkan kombinasi pembedahan untuk mengangkat tumor, bersamaan dengan kemoterapi atau terapi radiasi. Perawatan yang diterima pasien akan bergantung pada stadium dan lokasi kanker.
“Untuk pasien dengan kanker usus stadium lanjut yang telah menyebar ke hati yang disebut dengan kanker hati sekunder, pengobatan menjadi lebih rumit. Meskipun obat kanker dan pembedahan sering berhasil, penyakit ini biasanya kambuh kembali,” ujar Stebbing.
Meskipun pembedahan hati mungkin dilakukan dalam kasus ini, terkadang penyakit berada di area hati yang terlalu berisiko untuk diangkat melalui pembedahan atau kanker terlalu menyebar. Dengan demikian mustahil untuk mengangkat semua tumor sambil menyisakan cukup jaringan hati yang sehat.
Dalam kasus kanker hati sekunder seperti itu, tujuan pengobatan bergeser dari penyembuhan menjadi mengelola gejala dan memperpanjang hidup orang tersebut yang disebut dengan perawatan paliatif. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu, dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual pasien maupun keluarga
Namun transplantasi dengan cara mencakokan hati dari organ donor akan dapat mengatasi keterbatasan tersebut. Dengan mengganti seluruh hati, secara efektif menghilangkan semua jaringan kanker dari organ tersebut.
Penelitian juga menunjukkan bahwa respons imun yang dipicu oleh transplantasi bahkan dapat membantu memerangi sel kanker yang tersisa di dalam tubuh meskipun mekanisme yang menyebabkan hal ini terjadi belum sepenuhnya dipahami.
Kelangsungan Hidup Tinggi
Penting untuk menunjukkan di sini bahwa keberhasilan Perea kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi perawatan termasuk terapi obat yang ditargetkan, kemoterapi, dan pembedahan untuk mengangkat tumor usus primer sebelum transplantasi.
Foto: afp/ FREDERICK FLORIN
Dia sekarang perlu dipantau secara ketat termasuk untuk kemungkinan kekambuhan. Selalu ada kemungkinan bahwa sel kanker mikroskopis yang tidak dapat dilihat telah tertinggal. Pasien seperti Perea akan membutuhkan obat imunosupresi seumur hidup untuk memastikan tubuhnya tidak menolak transplantasi.
Namun, Perea bukanlah kasus pertama transplantasi hati yang berhasil sembuh pada pasien kanker usus. Bukti yang ada sejauh ini secara konsisten menunjukkan transplantasi hati, bila digunakan sendiri atau dengan perawatan obat (seperti kemoterapi), meningkatkan tingkat kelangsungan hidup lima tahun pada pasien kanker usus dibandingkan ketika hanya menggunakan metode standar.
Misalnya, satu studi dari Norwegia menunjukkan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sebesar 60 persen hingga 83 persen pada pasien yang menjalani transplantasi hati untuk kanker usus stadium lanjut yang telah menyebar ke hati mereka.
Sebuah studi di AS, yang dilakukan pada pasien kanker usus yang serupa, menemukan bahwa 91% dari mereka yang telah menerima transplantasi hati bertahan hidup saat ditindaklanjuti tiga tahun kemudian. Sebagai perbandingan, pasien yang memilih untuk hanya menggunakan metode pengobatan standar memiliki tingkat kelangsungan hidup sebesar 73 persen saat ditindaklanjuti.
Seperti halnya dengan Perea, semua studi ini menekankan pentingnya menggunakan pendekatan multi-aspek untuk mengelola kanker usus. Sebagian besar pasien menerima obat anti-kanker tambahan (termasuk kemoterapi) sebelum dan sesudah transplantasi. Lebih banyak uji coba sekarang diperlukan untuk mengonfirmasi manfaat teknik pengobatan ini dalam kelompok yang lebih besar.
Penting juga untuk dicatat bahwa pengobatan ini mungkin hanya cocok untuk sebagian kecil pasien – sekitar 2 persen dari mereka yang kanker ususnya telah menyebar ke hati. Kriteria seleksi yang ketat akan diperlukan untuk memastikan hasil terbaik.
“Kita juga memerlukan lebih banyak data tentang tingkat kelangsungan hidup jangka panjang dan kualitas hidup pasien yang menjalani transplantasi hati untuk kanker usus. Uji coba yang membandingkan transplantasi hati dengan perawatan lanjutan lainnya diperlukan untuk memastikan manfaatnya,” paparnya.
Menurut Stebbing, implikasi etis dari penggunaan hati untuk pasien kanker juga perlu dipertimbangkan secara cermat mengingat kelangkaan organ donor. Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk semua stadium kanker usus di Inggris sedikit di atas 50 persen.
Hal ini menyoroti perlunya pilihan pengobatan yang lebih efektif, terutama untuk kasus lanjut. Transplantasi hati mungkin merupakan salah satu pilihan yang berpotensi menyembuhkan dalam kasus seperti itu. hay
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan IKN Akan Terus Berlanjut hingga 2029
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Danantara Jadi Katalis Perekonomian Nasional, Asalkan...
- 5 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
Berita Terkini
-
BLACKPINK Kasih Bocoran Bakal Tur Dunia Lagi Tahun Ini
-
Ormas Kerap Bikin Investor Tak Nyaman, Aparat Tak Boleh Lemah
-
Kontroversi Elpiji 3 Kg, Wakil Ketua MPR Usul Subsidi Barang Dialihkan Jadi Subsidi Langsung
-
Anggota DPR Tegaskan Tak Boleh Ada Penimbunan Gas Elpiji 3 Kg
-
Kumbh Mela: Festival Keagamaan Terbesar di Dunia