Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Tiongkok Akui Ada Tantangan Berat Wujudkan Negosiasi Rusia-Ukraina

Foto : ANTARA/Xinhua

Foto kolase menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kanan).

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Perwakilan Khusus Tiongkok untuk Eurasia Li Hui mengakui adanya tantangan berat dalam upayanya mewujudkan negosiasi antara Rusia dan Ukraina, yang hingga kini masih terlibat konflik bersenjata.

"Konflik yang sedang berlangsung terus meningkat. Saat ini, ada tantangan berat untuk mengadakan negosiasi dan mencapai hasil yang nyata," katanya kepada pers di Beijing, Jumat (2/6).

Namun, dia menganggap langkahnya sangat penting untuk mendorong terciptanya konsensus yang secara bertahap dapat membantu penyelesaian konflik.

Menurut dia, saat ini tidak ada pihak yang menutup pintu negosiasi.

"Kami percaya bahwa jika kita benar-benar ingin menghentikan perang, menyelamatkan nyawa manusia, dan mencapai perdamaian, pengiriman senjata ke medan perang harus dihentikan. Jika tidak, itu hanya akan berisiko terus meningkatkan ketegangan," ujarnya.

Li baru saja pulang dari kunjungan ke Ukraina, Polandia, Prancis, Jerman, Rusia, dan markas Uni Eropa, dalam upaya mencari solusi atas krisis yang berlangsung.

"Tiongkok masih bersikap objektif dan tidak berpihak atas krisis di Ukraina dengan aktif mendorong pembicaraan damai," katanya, menegaskan.

Ia mengeklaim sikap Tiongkok tersebut mendapatkan dukungan komunitas internasional secara luas, termasuk dari Rusia dan Ukraina.

Pengiriman Li itu, yang merupakan tindak lanjut dari pembicaraan telepon antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, sempat diragukan berbagai pihak.

Diplomat senior tersebut pernah menjabat Duta Besar Tiongkok untuk Rusia pada 2009-2019 sehingga keberpihakannya terhadap Rusia dipertanyakan dalam upayanya menyelesaikan konflik Ukraina.

"Sebenarnya ada banyak konsensus yang dicapai," kata Li, ketika menanggapi perbedaan posisi pada masalah Ukraina antara Tiongkok dan Eropa yang dianggapnya sebagai tantangan besar itu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top