Tingkatkan Daya Saing, Kemenperin Perkuat Kolaborasi Hulu-Hilir Kakao
Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika dalam acara Lokakarya Nasional dengan tema ”Strategi Transformasi Rantai Nilai Kakao untuk Memperkuat Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar Domestik dan Global” di Gedung Kemenperin - Jakarta, Rabu (15/1)
Foto: istimewaJAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat sinergi dan kolaborasi antara stakeholder hulu-hilir kakao nasional. Hal itu demi mendorong daya saing industri kakao nasional di pasar kakao global.
Hal itu menjadi inti sari pernyataan Dirjen Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika dalam acara Lokakarya Nasional dengan tema ”Strategi Transformasi Rantai Nilai Kakao untuk Memperkuat Daya Saing Kakao Indonesia di Pasar Domestik dan Global” di Gedung Kemenperin - Jakarta, Rabu (15/1).
Dijelaskan Putu, Indonesia memiliki sejarah panjang dan membanggakan sebagai negara penghasil kakao. Kebijakan hilirisasi dan kemampuan manufaktur industri telah berhasil menarik investasi dengan tumbuhnya 20 produsen industri pengolahan kakao nasional pada tahun 2010 yang memproduksi cocoa butter, cocoa liquor, cocoa powder, dan cocoa cake. Namun, pertumbuhan industri tidak sejalan dengan ketersediaan biji kakao yang terus menurun yang menjadikan posisi Indonesia dari produsen ke-4 dunia menjadi peringkat ke-7. Industri pengolahan kakao pun ikut terdampak dengan penurunan jumlah industri dari 20 industri menjadi 11 industri pengolahan kakao yang masih eksisting.
Kemampuan daya saing industri pengolahan kakao Indonesia menjadikan Indonesia sebagai eksportir produk kakao olahan terbesar ke-4 di dunia dengan pangsa pasar utama antara lain India, Amerika Serikat, Uni Eropa, Tiongkok, dan Malaysia. Pada tahun 2023, nilai ekspor produk kakao olahan Indonesia mencapai lebih dari USD 1,2 miliar dan berkontribusi pada share market global sebesar 3,92%.
Pertumbuhan industri cokelat artisan bean to bar di dalam negeri juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2023 terdapat 15 industri cokelat artisan dan meningkat menjadi 47 industri pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan sinyal positif bahwa industri cokelat premium mempunyai potensi untuk berkembang di masa depan. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap produk cokelat berkualitas.
Cokelat artisan bean to bar mengedepankan kualitas bahan baku dan hanya menggunakan biji kakao terfermentasi.
Keistimewaan biji kakao Indonesia adalah memiliki keragaman cita rasa yang khas pada setiap daerah penghasil kakao, seperti Jembrana dengan karakter honey, Nusa Tenggara Timur dengan karakter nutty, dan Sulawesi dengan floral-nya yang khas. Saat ini terdapat 600 cita rasa cokelat Indonesia yang bisa dieksplorasi untuk promosi dan branding.
Industri pengolahan kakao dan cokelat menghadapi tantangan yang luar biasa di tahun 2024. Gagal panen akibat perubahan iklim di Ghana dan Pantai Gading yang merupakan produsen utama kakao dunia mengakibatkan harga kakao di pasaran dunia meningkat secara drastis. Tercatat pada tahun 2023 harga biji kakao masih di angka USD 3.280 per ton dan terus merangkak naik secara fluktuatif di sepanjang tahun 2024 dengan nilai rerata tertinggi pada akhir tahun yang mencapai USD 10.556 per ton. Kenaikan harga bahan baku tentu memberikan pukulan telak bagi industri pengolahan kakao. Diperkirakan utilisasi tahun 2024 turun jika dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 61%.
Di sisi lain, kondisi ini menjadi peluang untuk membangkitkan sektor hulu perkakaoan Indonesia. Bersamaan dengan hal tersebut, Kementerian Perindustrian berhasil menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) yang akan mendukung pengembangan hulu-hilir kakao berkelanjutan. Salah satu kegiatan yang telah diinisiasi adalah program pengembangan kompetensi SDM untuk memperkuat rantai pasok bahan baku industri berkelanjutan (Cocoa Doctor).
Pada tahun 2024 Kemenperin menghasilkan 37 Cocoa Doctor yang telah mendapatkan pelatihan di Mars Cocoa Academy selama 1 bulan. Para Cocoa Doctor juga telah melakukan pembinaan ke mitra petani Training of Trainers (ToT) lebih dari 3.700 orang petani.
Kemenperin juga sedang menyusun program pencapaian swasembada kakao untuk mencapai kemandirian industri pengolahan kakao nasional. "Kami menginisiasi diskusi antar pemangku kebijakan. Saat ini kami tengah menyusun konsep dan menyiapkan langkah-langkah strategis bersama industri dan Kementerian/Lembaga, salah satunya pemanfaatan lahan perhutanan sosial untuk produksi bahan baku biji kakao. Lahan-lahan potensial tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia,"ucap Putu
Lokakarya ini menandakan komitmen para pemangku kepentingan kakao dan cokelat, untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi guna mendorong industri ini menuju masa depan yang lebih baik. "Saya optimistis bahwa industri kakao dan cokelat global memiliki masa depan cerah dan menjanjikan,"pungkas Putu
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD