Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Perkuat Kolaborasi, RI Nilai Afrika Kawasan Strategis sehingga Potensi Dijalin Kerja Sama Ekonomi

Foto : ANTARA/Bayu Prasetyo

Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala N Mansury (tengah), bersama Direktur Afrika Kemenlu Dewi Justicia Meidiwaty (kiri) dan Direktur Informasi dan Media Kemenlu Hartyo Harkomoyo (kanan), dalam pertemuan di Jakarta pada Kamis (22/8/2024) menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2. Indonesia akan menyelenggarakan IAF Ke-2 pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali dengan mengangkat tema Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Republik Indonesia menilai Afrika sebagai kawasan yang strategis dengan potensi besar kerja sama untuk mencapai pembangunan ekonomi baik bagi Indonesia maupun bagi sejumlah negara di benua tersebut.

"Hal yang diharapkan adalah kita terus melakukan kerja sama, mengingat Indonesia dan Afrika ini memiliki banyak nilai strategis antara Indonesia dengan banyak negara-negara Afrika," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala N Mansury dalam press briefing di Jakarta tentang rencana penyelenggaraan Indonesia Africa Forum (IAF) Ke-2 pada Kamis.

Menurut dia, sejumlah negara kawasan Selatan (Global South), termasuk Indonesia dan negara-negara Afrika, dapat menekankan kembali posisi non-blok di tengah ketegangan konflik geopolitik.

Dengan menegaskan keberpihakan negara-negaraGlobal Southitu diharapkan dapat mengurangi tensi geopolitik yang tengah terjadi.

Pahala menjelaskan Indonesia dengan Afrika juga memiliki hak untuk membangun sumber daya yang dimiliki. "Jadiright to developini salah satu hal yang ingin kita perjuangkan bersama," tegas Wamenlu.

Potensi kedua yang perlu diperkuat yakni mengembangkan kerja sama ketahanan energi mengingat Afrika memiliki 10 persen cadangan minyak dunia.

Afrika, jelas Pahala, juga memiliki kekayaan mineral kritis seperti kobalt, litium, dan grafit. Dia berharap dengan IAF Ke-2 dapat mendorong kerja sama di sektor hilirisasi mineral kritis.

Potensi Afrika selanjutnya yakni populasi yang mengalami peningkatan besar yang saat ini mencapai 1,4 miliar penduduk.

"Jika Indonesia butuh diversifikasi pasar ke nontradisional termasuk kelapa sawit, makanan-minuman, hingga pakaian, kita harap dengan populasi Afrika 1,4 miliar tentu jadi kesempatan melakukan diversifikasi ke pasar-pasar nontradisional," jelas Pahala dalam pertemuan bersama Forum Pemred itu.

Dengan diversifikasi pasar itu, Indonesia diharapkan mendapatkan pasokan komoditas, perluasan tujuan ekspor, hingga potensi investasi di luar negeri.

Menurut data Bank Pembangunan Afrika, pertumbuhan ekonomi kawasan itu mencapai 3,2 persen pada 2023, dengan estimasi lonjakan menjadi 3,8 persen pada 2024.

"Ini arti strategis dari Afrika kenapa kita mulai dari sekarang mengembangkan hubungan antara Indonesia dengan Afrika," jelas Wamenlu.

Indonesia akan menyelenggarakan IAF Ke-2 pada 1-3 September 2024 di Nusa Dua, Bali dengan mengangkat tema Bandung Spirit for Africa's Agenda 2063.

Sebanyak enam kepala negara atau pemerintahan dari Benua Afrika berencana menghadiri perhelatan tersebut.

Tujuan perhelatan itu yakni untuk memperkuat diplomasi ekonomi, kerja sama perdagangan dan membuka akses pasar non-tradisional antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top