Penyebab Kerbau Mati Mendadak Diuji Sampel
Seekor kerbau yang mati mendadak di Desa Rantau Kedam, Kecamatan Karang Dapo, Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan (Sumsel), Jumat (19/5).
Foto: ANTARA/HO-Dinas Peternakan MurataraPALEMBANG - Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan uji sampel untuk memastikan penyebab puluhan kerbau mati mendadak di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Sumsel Ruzuan Efendi, di Palembang, Jumat, mengatakan sampel dari beberapa kerbau yang mati tersebut diambil oleh petugas kesehatan Dinas Peternakan kabupaten setempat.
Kemudian, sampel dari darah dan hati kerbau itu dibawa ke Laboratorium Veteriner di Provinsi Lampung untuk mendapatkan kepastian atas penyebab matinya kerbau.
- Baca Juga: Perjalanan Satu Tahun Indonesia Asri
Menurutnya, berdasarkan laporan petugas di lapangan matinya kerbau tersebut diduga karena terjangkit penyakit Ngorok Tagere.
Adapun penyakit bernama latinSepticeimiaepizooticaitu merupakan penyakit yang memang sering menyerang hewan ternak khususnya sapi dan kerbau.
Pihaknya menilai dugaan tersebut dikuatkan berdasarkan ciri pada ternak dan kondisi cuaca yang lembab, karena musim hujan cukup merata di Muratara.
"Meski demikian belum bisa dipastikan sepenuhnya benar. Ya, sudah diambil sampelnya untuk diuji laboratorium veteriner kita harapkan hasilnya segera keluar," kata dia lagi.
Selagi proses uji laboratorium berlangsung, Ruzuan mengimbaukepada petugas Dinas Peternakan di Muratara untuk segera melakukan tindakan mitigasi supaya penyakit itu tidak menulari hewan ternak lainnya.
Upaya mitigasi tersebut di antaranya seperti memaksimalkan kebersihan kandang, menjaga pakan, pemberian multivitamin dan semacamnya untuk meningkatkan data tahan tubuh ternak.
Sebelumnya, berdasarkan data dari Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan diketahui peristiwa matinya kerbau itu berlangsung tiga hari terakhir, setidaknya sudah ada 30 ekor kerbau mati, per Jumat pagi ini.
Puluhan kerbau tersebut merupakan hewan ternak milik beberapa orang warga di Desa Rantau Kedam, Kecamatan Karang Dapo, Muratara. Atas peristiwa itu pemilik peternakan mengalami kerugian mencapai lebih dari Rp30 juta per ekor.
Redaktur: -
Penulis: Alfred, Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Daftar Nama Jemaah Haji Khusus Akan Transparan
- 2 Perlu Dihemat, Anggaran Makan ASN Terlalu Besar Rp700 Miliar
- 3 Kota-kota di Asia Tenggara Termasuk yang Paling Tercemar di Dunia
- 4 Pertamina Tegaskan Komitmen Terhadap Transisi Energi Berkelanjutan di Forum Ekonomi Dunia 2025
- 5 Mantan Host Fox News Pete Hegseth Terpilih Jadi Menteri Pertahanan AS
Berita Terkini
- Perjalanan Satu Tahun Indonesia Asri
- Jannik Sinner Taklukkan Zverev untuk Pertahankan Gelar Australian Open
- Wamenekraf Dukung Gim Lokal untuk Mendunia
- Antisipasi Lonjakan Penumpang, KAI Daop 1 Jakarta Operasikan 7 KA Tambahan di Libur Isra Mikraj dan Imlek
- Pemain Bertahan Timnas Indonesia Kevin Diks Resmi Berseragam Monchengladbach Pada Musim Panas Mendatang