Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Penguatan Kolaborasi, AS dan Jepang Akan Tingkatkan Kerja Sama Militer dengan Korsel

Foto : Antara/Xinhua/Cheng Dayu

File - Parade militer Tentara Rakyat Korea di Pyongyang, ibu kota Korea Utara, pada 15 April 2017 yang memamerkan rudal.

A   A   A   Pengaturan Font

Semoga dengan penguatan kolaborasi ini tidak memanaskan stabilitas kawasan, AS dan Jepang akan tingkatkan kerja sama militer dengan Korsel.

Ankara - Penguatan kolaborasi. Amerika Serikat dan Jepang pada Kamis bersepakat meningkatkan kerja sama militer trilateral dengan Korea Selatan untuk menghadapi Korea Utara, menyusul peluncuran satelit mata-mata militer Korut yang gagal.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bertemu Menhan Jepang Yasukazu Hamada di Tokyo untuk membahas peningkatan kerja sama militer, menurut laporan Kyodo News.

Austin tiba di Tokyo dalam lawatannya ke empat negara: Jepang, India, Prancis, dan Singapura.

Kedua menhan sepakat untuk meningkatkan kerja sama dengan Korsel dan Australia dan memperkuat kemampuan pencegahan dan respons mereka, termasuk kemampuan menyerang target di wilayah musuh, menurut laporan itu.

"AS akan mengambil langkah yang dibutuhkan untuk melindungi keamanan negaranya dan negara-negara sekutunya," kata Kyodo mengutip Austin dalam konferensi pers bersama.

Hamada mengatakan bahwa Jepang dan AS tidak akan menolerir "upaya sepihak untuk mengubahstatus quo".

Jepang dan Korsel merupakan sekutu dekat AS di kawasan itu.

Pada Rabu, Korut meluncurkan roket peluncur satelit jenis baru "Chollima-1" yang jatuh di perairan Laut Barat Korea.

AS, Jepang, dan Korsel mengecam keras peluncuran Korut tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Menanggapi kerja sama militer AS-Jepang yang mengacu pada "paksaan China", juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada Kamis mengatakan bahwa itu bukan paksaan China, melainkan paksaan AS.

"China selalu meyakini bahwa kerja sama militer harus kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional, dan tidak seharusnya menargetkan pihak ketiga atau merugikan kepentingan pihak ketiga," kata Global Times mengutip juru bicara tersebut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top