Pengamat: Negara yang Bergantung ke Impor Pangan Sangat Rentan
Pengamat pertanian dari Universitas Warmadewa (Unwar), Denpasar Bali, Dr. I Nengah Muliarta, mengatakan, kenaikan harga komoditas pangan global bisa berdampak ke RI karena tingginya kebergantungan impor pangan
Foto: istimewaJAKARTA-Pengamat pertanian dari Universitas Warmadewa (Unwar), Denpasar Bali, Dr. I Nengah Muliarta, mengatakan, kenaikan harga komoditas pangan global, meskipun laju kenaikannya melambat, tetap menjadi tantangan serius bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Dengan catatan bahwa harga biji-bijian dan sereal mengalami penurunan, namun faktor cuaca ekstrem dan biaya transportasi yang meningkat tetap mempengaruhi pasar.
Dalam konteks ini ujar dia, upaya untuk meningkatkan produksi pangan dalam negeri sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor, terutama beras yang dalam dua tahun terakhir mengalami lonjakan signifikan.
"Kenaikan harga pangan global memperlihatkan betapa rentannya sistem pangan yang bergantung pada impor. Ketergantungan yang tinggi pada pangan luar negeri dapat menyebabkan kerentanan terhadap fluktuasi harga dan pasokan,"tegas Muliarta
Oleh karena itu, meningkatkan produksi dalam negeri menjadi kunci untuk mencapai ketahanan pangan. Dengan memproduksi lebih banyak pangan secara lokal, negara dapat meminimalkan dampak dari perubahan harga global dan memastikan ketersediaan pangan yang stabil bagi penduduk.
Strategi jangka pendek yang dapat dilakukan di antaranya, segera memberikan akses yang lebih baik bagi petani terhadap pupuk, benih unggul, dan alat pertanian modern. Hal ini dapat dilakukan melalui subsidi dan program distribusi yang efisien. Kemudian mengadakan program penyuluhan untuk memberikan informasi mengenai praktik pertanian yang baik, termasuk cara mengatasi masalah yang dihadapi akibat cuaca ekstrem. "Ini akan membantu petani untuk meningkatkan hasil panen mereka dalam waktu singkat,"ungkap Muliarta
Strategi jangka pendek lainnya tambah dia, dengan memperbaiki infrastruktur transportasi dan penyimpanan untuk memastikan hasil pertanian dapat didistribusikan dengan cepat dan efisien ke pasar. Kemudian denga mengimplementasikan kebijakan yang melindungi harga komoditas agar tetap stabil bagi petani, sehingga mereka termotivasi untuk meningkatkan produksi.
Untuk jangka panjang denga mendorong penelitian dan pengembangan dalam bidang pertanian untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan penyakit. "Ini akan membantu meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Termasuk mengembangkan program untuk mendorong diversifikasi tanaman yang dibudidayakan, sehingga ketergantungan pada satu jenis komoditas dapat dikurangi. Ini juga akan membantu dalam menghadapi fluktuasi pasar,"ucapnya
Langkah lainnya terang Muliarta, dengan mengkaji dan memperbaiki kebijakan pertanian yang ada untuk memastikan mereka mendukung produksi lokal dan akses pasar yang adil bagi petani. Kemudian memastikan bahwa petani mendapatkan pendidikan berkelanjutan mengenai praktik pertanian modern dan berkelanjutan. "Hal ini akan membantu mereka beradaptasi dengan perubahan iklim dan kondisi pasar. Mendorong penggunaan teknologi pertanian canggih, seperti pertanian presisi dan penggunaan drone untuk pemantauan lahan, untuk meningkatkan efisiensi dan hasil pertanian,"ungkapnya
Dia menegaskan, meningkatkan produksi pangan dalam negeri bukan hanya sekadar solusi untuk mengatasi kenaikan harga pangan global, tetapi juga langkah strategis untuk membangun ketahanan pangan jangka panjang. Dengan mengimplementasikan langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang yang tepat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan memastikan ketersediaan pangan yang stabil bagi masyarakat. "Ketahanan pangan yang kuat akan membantu negara dalam menghadapi tantangan global dan memberikan jaminan kesejahteraan bagi penduduknya,"ucapnya
Dalam 11 tahun terakhir, rakyat Indonesia telah menghabiskan 84,8 miliar dollar AS atau setara1,272 triliun rupiah untuk hanya berbelanja enam dari sembilan barang kebutuhan pokok/sembako-beras, susu, bawang, garam, daging dan gula dari pasar internasional.
Tak hanya beras bahkan, ada sembilan bahan pokok hidup yakni beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur ayam, susu, bawang merah dan putih, ikan dan garam beryodium. Enam dari sembilan bahan pokok itu kecukupannya harus dipenuhi dari luar negeri.
Tingkat ketahanan pangan Indonesia juga di bawah rata-rata global. Pada tahun 2022, Indonesia berada di urutan ke-69 dari 113 negara dalam Global Food Security Index (GFSI) yang dibuat oleh Economist Intelligence Unit (EIU). Skor ketahanan pangan Indonesia pada tahun 2022 adalah 59,2, sedangkan rata-rata global adalah 62,2.
Diketahui, harga komoditas pangan global pada November terus meningkat meskipun laju kenaikannya melambat. Adapun komponen terbesar dalam indeks kenaikan tersebut adalah harga biji-bijian dan sereal.
Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/ FAO), pada akhir pekan lalu, merilis indeks harga pangan bulanan termasuk mencatat kenaikan signifikan masing-masing tiga bulan sebelumnya termasuk November. Kenaikan tersebut terjadi pada sembilan dari 10 bulan sebelumnya, yang didorong oleh cuaca ekstrem di area penanaman utama dan kenaikan biaya bahan bakar serta transportasi.
Pada November, kenaikan terbilang moderat yakni 0,5 persen dan kenaikan bervariasi pada tiga dari lima subindeks. Penggerak terbesar dalam indeks ini adalah minyak nabati, dengan harga komoditas tersebut naik 7,5 persen ke level terakhir.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan
Berita Terkini
- Satu Kantong Jenazah Kembali Dievakuasi Petugas dari Lt 8 Glodok Plaza
- Gerak Cepat Wujudkan Perdamaian, Utusan Trump Bertolak ke Gaza Untuk Inspeksi Gencatan Senjata
- Trump Tunjuk Agen Rahasia yang Melindunginya dalam Upaya Pembunuhan untuk Pimpin Secret Service
- Pasar Saham di Asia Menguat Setelah Reli Wall Street yang Didorong AI
- Beri Manfaat Langsung ke Masyarakat, PLN Indonesia Power UBH Gelar Khitanan Massal