Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Pengelolaan Keuangan | Bank Dunia Ingatkan Risiko Krisis di Negara Berkembang akibat Kenaikan Utang

Pembengkakan Utang Persulit Ekonomi RI

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Jalan menuju pertumbuhan tinggi ekonomi masih terjal karena terkendala risiko utang yang banyak dialami negara, termasuk Indonesia.

JAKARTA - Membengkaknya pembayaran utang dan cicilan bunga utang berisiko membuat Indonesia makin di ambang krisis. Ketidakpastian perkembangan ekonomi global membuat negara berkembang, termasuk Indonesia makin rentan terjerembab dalam krisis.

Laporan terbaru Utang Internasional Bank Dunia, Rabu (13/12), menyebutkan negara berkembang mengeluarkan dana sebesar 443,5 miliar dollar AS hanya untuk membayar utang publik eksternal dan jaminan publik pada tahun 2022.

Baca Juga :
Rupiah Masih Tertekan

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan Indonesia bersama sejumlah negara lain mempunyai utang besar karena ada Covid-19. "Banyak negara akan mengalami krisis termasuk Indonesia karena ada kenaikan utang yang tajam. Jadi jalan menuju pemulihan ekonomi masih terjal," tegasnya kepada Koran Jakarta, Kamis (21/12).

Dia mengatakan pembayaran utang bisa lebih ringan apabila ada penundaan pembayaran cicilan bunga dan utang, pengetatan belanja pemerintah, dan mengajukan pengurangan jumlah utang ke donor.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya, YB Suhartoko, menyoroti penarikan utang baru yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, langkah itu menunjukkan ada potensi pelemahan mata uang domestik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top