Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 20 Mar 2025, 17:33 WIB

Mudik Lancar, Kerja Aman, Survei: WFA Lebaran Didukung Pemudik

Ilustrasi - Pemudik melintas di jalur Pantura Lohbener, Indramayu, Jawa Barat.

Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

JAKARTA – Work From Anywhere (WFA) adalah kebijakan kerja fleksibel yang memungkinkan karyawan bekerja dari lokasi mana pun, tidak terbatas pada kantor atau rumah. Berbeda dengan Work From Home (WFH) yang hanya mengizinkan bekerja dari rumah, WFA memberikan kebebasan penuh untuk bekerja dari mana saja, termasuk kafe, coworking space, kota lain, atau bahkan negara lain, selama pekerjaan tetap dilakukan dengan baik.

Banyak perusahaan global seperti Airbnb, Spotify, dan Twitter telah menerapkan kebijakan WFA untuk meningkatkan fleksibilitas dan daya saing mereka.

Hasil survei dari Lembaga Survei KedaiKOPI mengungkapkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) disetujui 83,8 persen pemudik untuk kelancaran Lebaran tahun ini.

Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo mengatakan bahwa survei juga menyoroti kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto untuk mengurangi kepadatan arus mudik.

"Sebanyak 75,7 persen responden mengetahui kebijakan ini, dan 83,8 persen di antaranya setuju bahwa WFA dapat membantu mengurangi kemacetan. Mayoritas responden menilai WFA bermanfaat untuk mendorong perekonomian di daerah tujuan mudik," ujar Ibnu Dwi Cahyo di Jakarta, Kamis (20/3).

Menanggapi survei tersebut, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Kementerian Perhubungan Budi Rahardjo mengatakan, hasil survei KedaiKOPI memiliki persamaan dengan hasil riset yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub.

Salah satunya, ia membenarkan bahwa animo masyarakat untuk mudik saat Lebaran memang cukup besar pada tahun ini. Selain itu, ia menyoroti terkait kebijakan WFA yang ternyata diterima cukup baik oleh masyarakat.

"Ternyata sebagian besar masyarakat sudah memahami masalah kebijakan WFA ini, dan lebih dari itu mereka juga memahami mengapa kebijakan WFA ini dikeluarkan," kata Budi.

Lembaga Survei KedaiKOPI merilis hasil Survei Persiapan Mudik 2025, yang dilakukan pada 5-13 Maret 2025 terhadap 1.130 responden di seluruh Indonesia dengan metode online-Computer Assisted Self Interview (CASI). Hasil survei ini mengungkapkan bahwa 85 persen responden berencana untuk mudik pada Lebaran tahun ini.

Ibnu Dwi Cahyo menyatakan bahwa temuan survei mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat untuk kembali ke kampung halaman pasca-pandemi.

“Mudik Lebaran masih menjadi tradisi yang sangat kuat di Indonesia, terutama untuk menjaga hubungan keluarga. 74,3 persen pemudik menyatakan bahwa mereka rutin mudik setiap tahun, dengan motivasi utama adalah berkumpul bersama keluarga,” ujar Ibnu.

Dari pola arus mudik, survei memperkirakan puncak arus mudik terjadi pada H-7 Lebaran, sedangkan arus balik diprediksi memuncak pada H+7. Sebagian besar pemudik memilih berangkat sebelum 7 April 2025—diperkirakan sebagai H-7 Lebaran terutama mereka yang menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta api.

Dari segi moda transportasi, 54,5 persen pemudik memilih menggunakan kendaraan pribadi, dengan sepeda motor sebagai moda transportasi terbanyak (55,2 persen). Fleksibilitas dan efisiensi biaya menjadi alasan utama penggunaan kendaraan pribadi. Sementara itu, 47,7 persen pemudik menggunakan transportasi umum, dengan bus (57 persen) dan kereta api (44,1 persen) sebagai pilihan utama.

Bagi pemudik dari Jabodetabek, survei menunjukkan bahwa mayoritas akan menuju Yogyakarta, Surakarta, dan Bandung sebagai tujuan utama, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Namun, menariknya, 4,4 persen pemudik justru menjadikan Jabodetabek sebagai tujuan, kemungkinan karena perpindahan tempat tinggal atau keluarga yang kini menetap di wilayah tersebut.

Dengan tingginya angka pemudik tahun ini, Ibnu Dwi Cahyo menekankan pentingnya perencanaan matang, terutama dalam hal keamanan perjalanan, kesiapan infrastruktur, dan manajemen arus lalu lintas.

“Pemerintah perlu memastikan bahwa transportasi umum dan jalan raya dalam kondisi optimal agar dapat mengakomodasi pergerakan jutaan pemudik,” ujar Ibnu.

Sementara itu, Founder Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio berharap, hasil survei ini bisa memberikan masukan baik kepada pemerintah mau pun masyarakat terkait dengan pelaksanaan mudik Lebaran 2025.

"Tujuannya survei ini tentu saja untuk memberikan masukan-masukan bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan seputar mudik dan kemudian mudah-mudahan ini juga bisa memberikan insight kepada warga masyarakat yang ingin melakukan mudik," ujar Hendri Satrio.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.