
Mensos Minta Pilar Sosial Turut Motivasi KPM untuk Lepas dari Bansos
Foto: AntaraJakarta - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meminta para pilar sosial turut memotivasi keluarga penerima manfaat (KPM) untuk lepas dari bantuan sosial (bansos) dan menjadi lebih berdaya melalui program-program Kemensos.
"Saya mohon teman-teman bekerja dengan baik mendampingi mereka -KPM- sehingga dapat didorong ke pemberdayaan, yang disebut dengan graduasi," kata Gus Ipul dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
- Baca Juga: Tekan Emisi Karbon, Pertamina Terus Optimalkan EBT dan Bioenergi
- Baca Juga: Amnesti Buat 19.000 Napi
Mensos menyampaikan hal tersebut saat berdialog dengan 399 pilar sosial di Indramayu Jawa Barat. Menurutnya, jika KPM lepas dari bansos, maka dapat mempercepat penurunan kemiskinan.
"Saya ingin menyamakan langkah supaya lebih jelas target-targetnya, agar apa yang kita kerjakan punya masukan, keluaran atau hasil, dan dampak yang nyata. Kita ingin terukur dan kemiskinan cepat turun," ujarnya.
Mensos juga mengajak Pemerintah Kabupaten Indramayu agar turut menyukseskan upaya graduasi penerima bantuan sosial Kemensos.
"Saya ingin mengajak Pemkab Indramayu untuk fokus ke pemberdayaan. Sekarang kita tingkatkan ke pemberdayaan agar tiap tahunnya banyak yang bisa graduasi," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut, Mensos juga mengingatkan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pelopor Perdamaian (Pordam), dan pendamping rehabilitasi sosial agar turut mewujudkan cita-cita bangsa untuk membuat orang kecil dapat tertawa sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
"Siapa yang harus dibuat tersenyum? Kita rumuskan dalam 12 PAS," kata Gus Ipul.
Target sasaran kerja Kemensos yang tercakup ke dalam konsep 12 PAS tersebut terdiri atas anak-anak rentan, difabel, lansia telantar, masyarakat berpendapatan rendah, korban bencana, mereka yang membutuhkan afirmasi khusus, warga binaan, korban kekerasan, korban NAPZA dan HIV/AIDS, masyarakat yang bermasalah sosial, perempuan rentan, dan fakir miskin.
"Jadi, sekali lagi, inilah yang harus kita buat tertawa. Mereka harus menjadi perhatian kita sesuai bidang tugas masing-masing," tuturnya.
Agar para penerima bansos cepat terlepas dari bansos, Gus Ipul menyampaikan bahwa terdapat proses bisnis yang menjadi acuan Kemensos dalam menjalankan tugas kerjanya, yakni melalui Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional yang menjadi acuan seluruh pihak.
"Terwujudnya data tunggal tersebut menjadikan Indonesia untuk pertama kalinya memiliki data tunggal di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. Adanya data tunggal itu juga menjadi acuan pendamping sosial dalam menjalankan tugas-tugasnya" paparnya.
Ia menjelaskan, bagi masyarakat yang tidak bisa diberdayakan secara langsung, maka akan melewati proses rehabilitasi sosial terlebih dahulu.
"Bagi keluarga-keluarga yang fungsi-fungsi sosialnya tidak utuh, dia harus masuk rehabilitasi sosial dulu, setelah rehab baru nanti pemberdayaan. Tapi yang utuh fungsi sosialnya maka langsung ke pemberdayaan," ujar Gus Ipul.
Salah satu pilar sosial yang hadir, Rohaniawati (53), seorang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Dawuan Kabupaten Majalengka, mengaku sangat senang dapat mendengarkan langsung arahan dari Gus Ipul.
- Baca Juga: Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- Baca Juga: IPHA Jadi Solusi Produktivitas Pertanian
"Ini menjadi motivasi dan bekal dalam memberdayakan masyarakat yang kami dampingi," kata Rohaniawati.
Berita Trending
- 1 Tangani Perubahan Iklim, KLH Indonesia-Kanada Bahas Potensi Karbon Biru
- 2 Kemenag: Kuota 1.838 Jemaah Haji Khusus Belum Terisi
- 3 Klasemen Liga 1 Usai Persebaya Menang 1-0 atas PSBS Biak
- 4 Ombudsman Perjuangkan Gaji ke-13 dan THR 663 Guru
- 5 Malaysia Akan Lakukan Penyelidikan Internal Penembakan Pekerja Migran Indonesia di Tanjung Rhu