Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kenali Gejala Hipoglikemia dan Cara Mengantisipasinya

Foto : ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

Ilustrasi seseorang memeriksa kadar gula darah.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dr. Syahidatul Wafa, SpPD menjelaskan tindakan penanganan yang perlu dilakukan saat muncul gejala hipoglikemia atau kadar gula darah dalam tubuh di bawah batas normal.

"Kalau kondisi hipoglikemia secara umum terjadi ketika pengeluaran cadangan glukosa melebihi dari asupan, jadi banyak yang keluar dibandingkan yang masuk," kata Wafa dalam sebuah diskusi daring yang digelar pada Sabtu (30/3).

Wafa menyebutkan hipoglikemia bisa disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya asupan makan yang tidak sebanding dengan dosis obat gula darah atau melakukan banyak aktivitas fisik tanpa dibekali dengan makan yang cukup.

Wafa menekankan penyandang hipoglikemia harus mengenali gejala-gejala dari kondisi tersebut seperti keluar keringat dingin, jantung berdebar, hingga merasakan sensasi pusing berputar atau terasa akan pingsan.

Saat merasakan gejala-gejala tersebut, kata Wafa, tubuh harus sesegera mungkin mendapatkan asupan gula, bisa dengan cara meminum larutan gula atau mengonsumsi permen manis.

"Kalau ada gejala hipoglikemia harus buru-buru minum larutan gula atau kalau gak ada larutan gula makan permen yang bisa dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh untuk mencegah terjadinya kekurangan zat gula bagi otak kita," ujar Wafa.

Setelah dilakukan tindakan penanganan, penyandang hipoglikemia dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan dan mengevaluasi kondisi tubuh untuk menentukan penyebab gejala hipoglikemia bisa muncul.

"Dievaluasi kenapa bisa hipoglikemia bisa karena makannya kurang atau dosis obatnya terlalu tinggi dan lain-lain," tutur Wafa.

Menurut Wafa, kondisi hipoglikemia jangan sampai terjadi secara berulang karena tidak baik bagi kesehatan otak dan jantung. Hipoglikemia yang berulang memicu penyakit berat di antaranya stroke, demensia, hingga gangguan jantung.

"Jadi kejadian hipoglikemia tidak sepele perlu diatasi segera, dikenali penyebabnya, dan diatur atau dikendalikan penyebabnya sehingga tidak terjadi berulang," pungkas Wafa.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top