
Kemenag Sungguh Maju Jauh dengan Mengenalkan “Kurikulum Cinta”
Sekolah
Foto: istJAKARTA - Kementerian Agama mengenalkan konsep Kurikulum Cinta sebagai jawaban atas masalah kemanusiaan kepada mahasiswa UIN Malang yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, ASEAN, hingga Amerika, dalam gelaran Ramadhan Global Camp.
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin menyampaikan tidak ada alasan makhluk hidup di dunia untuk tidak saling mencintai, mengingat dalam setiap langkah manusia ada sebuah ekosistem yang di dalamnya tidak lepas dari orkestrasi Sang Pencipta.
"Kita tidak bisa mencapai keberhasilan tanpa ekosistem yang mendukung. Ada relasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan lingkungan sosial yang harus kita jaga," ujar Kamaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
- Baca Juga: Laksanakan Mudik Gratis, Ditjen Hubdat Siapkan 520 Bus
- Baca Juga: Bantuan BNPB untuk Korban Banjir
Kurikulum Cinta pertama kali disampaikan oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar sebagai panduan bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama.
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dituntut untuk menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa masa depan berlandas kurikulum yang berbasis kepada cinta kasih.
Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kemenag Sahiron Samsudin mengatakan dalam menelurkan ide besar Kurikulum Cinta, Menteri Agama tidak hanya berlandaskan kepada Alquran dan Hadis saja, melainkan mengkaji teks-teks keagamaan.
Bahkan, tidak hanya agama Islam saja, tetapi dari berbagai agama yang seluruhnya mengarah kepada cinta kasih sebagai jawaban atas problem-problem sosial yang berkembang di dunia.
"Beliau membaca banyak problem sosial, kemiskinan, kekerasan, konflik sosial dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat global, jadi beliau jeli membaca ini," kata dia.
Agama mengajarkan bagaimana manusia hidup secara harmonis dan damai, tetapi dalam kenyataannya banyak problem sosial yang terjadi.
"Ini berarti ada yang harus diselesaikan, dan cara paling ideal adalah melalui pendidikan, baik dari tingkat dasar, anak-anak, sampai pada tingkat yang lebih tinggi, melalui kurikulum berbasis cinta ini," kata Sahiron.
Senada dengan Sahiron, Rektor UIN Malang Zainuddin, menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim. Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana mayoritas ini tetap bisa menaungi dan memberikan kedamaian kepada agama yang lain di Indonesia.
"Pak Menteri menyampaikan bahwa pluralitas itu ibarat lukisan Tuhan dari berbagai varian, oleh karena itu jangan sampai dinodai, apalagi kemudian dirusak," kata dia.
Perwakilan mahasiswa luar negeri asal Libya Salih Alson Haji menuturkan sejak memutuskan belajar di Indonesia dirinya menemukan berbagai keindahan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya.
Selain alamnya yang kaya, Indonesia sebagai negara dengan berbagai suku, agama dan budaya namun terus mampu menjaga perdamaian, kerukunan, dan harmonisasi antarsesama yang hidup di dalamnya.
"Alhamdulillah, kalau kita lihat Indonesia itu sangat kaya, kaya sekali, kaya agama, kaya bahasa, kaya bahasa, kaya akan keberagaman, tetapi saya melihat semuanya mampu hidup bersama-sama," kata Mahasiswa yang saat ini tengah menempuh S3 di UIN Malang ini.
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Bayern Munich Siap Rebut Kembali Gelar Bundesliga
- 4 Indonesia Akan Raup US$4,2 Miliar dari Ekspor Listrik EBT ke Singapura
- 5 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Polrestro Tangerang Kota Dirikan 23 Pos Pantau
Berita Terkini
-
BPBD Banjarmasin Imbau Masyarakat Waspada Rob
-
Sembilan Pemain Persija Dibungkam Arema dengan Skor 3-1 di Stadion Patriot Candrabhaga
-
J-Hope BTS: Wamil Berikannya Eksplorasi dan Inspirasi
-
Sanksi untuk Klub dan Penonton dalam Insiden Hangtuah vs Rans
-
Puluhan Hektare Sawah di Rejang Lebong Terdampak Banjir