
Ilmuwan Tiongkok Wujudkan Komunikasi Kuantum yang Aman
Satelit seukuran kulkas Jinan-1, sebelum diluncurkan pada 2022.
Foto: Kredit : Y. Li et al./NatureHEFEI - Tim yang dipimpin oleh ilmuwan Tiongkok telah berhasil mewujudkan komunikasi kuantum yang aman berjarak lebih dari 12.900 kilometer antara Tiongkok dan Afrika Selatan.
Dengan menggunakan satelit mikro nano Jinan-1 dan stasiun bumi berukuran kompak, terobosan baru dalam teknologi kuantum ini menunjukkan potensi komunikasi kuantum yang aman dengan skala global.
Untuk pertama kalinya di dunia, tim yang dipimpin oleh Universitas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tiongkok tersebut berhasil melakukan distribusi kunci kuantum (quantum key distribution/QKD) secara aktual antara satelit dan stasiun-stasiun bumi berukuran kecil, termasuk satu stasiun yang berlokasi di Stellenbosch, Afrika Selatan.
Memanfaatkan pencapaian teknis itu, para ilmuwan Tiongkok, yang berkolaborasi dengan rekan-rekan mereka dari Universitas Stellenbosch, berhasil mendemonstrasikan komunikasi antiperetas dengan jarak terjauh yang melintasi belahan Bumi hingga saat ini.
“Satelit tersebut, yang disebut Jinan-1, sepuluh kali lebih ringan, 45 kali lebih murah, dan jauh lebih efisien daripada pendahulunya, Micius, yang diluncurkan pada tahun 2016,” kata Jian-Wei Pan, fisikawan kuantum di Universitas Sains dan Teknologi di Hefei, Tiongkok, yang memimpin tim tersebut.
Tim Pan juga mengecilkan penerima stasiun darat dari 13.000 kilogram menjadi 100 kilogram yang portabel. "Kami ingin meningkatkan teknologi dari sekadar bukti prinsip menjadi benar-benar praktis dan berguna," ungkap dia.
Hasil kerja tim itu dipublikasikan pada Rabu (19/3) dalam jurnal Nature. Para pengulas sejawat (peer reviewer) di jurnal itu memuji pencapaian tersebut sebagai prestasi yang mengesankan secara teknis yang mewakili kemajuan signifikan menuju konstelasi node terpercaya untuk layanan satelit QKD yang tersebar luas dan menunjukkan kematangan teknologi satelit QKD.
QKD yang juga dikenal sebagai komunikasi kriptografi kuantum, adalah teknologi komunikasi generasi berikutnya yang pada dasarnya memblokir peretasan dengan menerapkan prinsip mekanika kuantum.
Teknologi komunikasi ini memanfaatkan fenomena "superposisi kuantum", dimana partikel-partikel kecil dapat secara bersamaan menyimpan informasi digital 0 dan 1. Selama proses pengiriman informasi, partikel-partikel tersebut muncul sebagai 0 dan 1, dan jika upaya peretasan mempengaruhi partikel-partikel tersebut dari luar, keadaan superposisi kuantum akan runtuh, mendistorsi informasi itu sendiri, sehingga mencegah penyadapan oleh pihak ketiga.
Berita Trending
- 1 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 2 Kemenhut bantah pembatasan drone terkait temuan ladang ganja di TNBTS
- 3 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 4 BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Menyalurkan Santunan Rp3,3 Miliar
- 5 Menbud: Sinema Berperan Sebagai Alat Literasi Sejarah
Berita Terkini
-
BBMKG: Hati-hati Cuaca Buruk di Wilayah Bali pada 21-23 Maret 2025
-
'Mickey 17' Diproyeksikan Merugi $75 Juta dalam Penayangan di Bioskop
-
Ups…Hati-hati Ternyata Kaum Wanita Rentan Ini
-
Agar Ramadan Selalu Fit, Perlu Puasa Sehat dengan Olahraga Ringan dan Teratur
-
InJourney Airports Siap Layani Pemudik, Posko Angleb di 37 Bandara Resmi Beroperasi