Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Lebak Mogok Produksi
Pabrik tahu di Muara Rangkasbitung Kabupaten Lebak tampak tidak ada pekerja kegiatan produksi akibat mogok sehubungan harga kedelai naik.
Foto: ANTARA/MansurLEBAK - Perajin tahu dan tempe di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mogok produksi akibat harga kedelai melonjak naik dari Rp420 ribu menjadi Rp700 ribu per karung dengan berat 50 kilogram.
"Kami mogok produksi selama tiga hari, dari Sabtu (19/11) sampai Senin (21/11)," kata Ketua Asosiasi Tahu Tempe Kabupaten Lebak Mad Soleh di Lebak, Sabtu (19/11).
Sebenarnya, pelaku usaha tahu tempe di Kabupaten Lebak cukup berat mogok produksi, karena terjadi kerugian besar.
Mereka pengusaha tahu tempe, pekerja, pedagang pengecer, pedagang bakulan, pengemudi hingga buruh panggul kayu bakar, menganggur akibat dampak mogok produksi tersebut.
Seharusnya, kata dia, perguliran uang dari produksi tahu tempe ratusan juta/hari, namun sekarang mereka menghentikan kegiatan produksi.
Perajin tahu tempe melakukan mogok produksi itu diharapkan konsumen dapat memahaminya, sebab jika harga satuan tidak dinaikkan dipastikan perajin terancam bangkrut.
"Kami sudah sepakat bersama perajin menaikkan Rp500/bungkus dengan isi tujuh satuan tahu," kata Soleh.
Samsul (55) seorang perajin tahu warga Rangkasbitung mengaku menghentikan produksinya akibat harga kedelai di pasaran sehingga berdampak terhadap omzet menurun dan tidak sebanding dengan biaya produksi dan upah kerja.
Saat ini, ia sudah tidak memiliki modal, terlebih harga kedelai melonjak dan membutuhkan modal dua kali lipat dengan harga Rp 420 ribu menjadi Rp700 ribu/karung.
"Kami berharap konsumen dapat menerima kenaikan harga tahu tempe,sehingga perajin bisa bertahan usaha dan bisa meraup keuntungan," katanya.
Sementara itu, sejumlah pedagang pengecer tahu dan tempe di Pasar Rangkasbitung mengaku bahwa mereka kini tidak berjualan setelah adanya mogok produksi sehingga terpaksa menganggur sambil menunggu pekan depan.
"Kami berjualan tahu tempe bisa meraup keuntungan Rp150 ribu dan jika produksi mogok tentu mengalami kerugian," kata Maman (45) seorang pedagang tahu di Pasar Rangkasbitung.
- Baca Juga: Pasar Menunggu Kebijakan Suku Bunga Acuan BI, Berikut Proyeksi IHSG
- Baca Juga: Harga Sayur Turun
Berita Trending
- 1 Selama 2023-2024, ASDP Kumpulkan 1,72 Ton Sampah Plastik
- 2 Kemenperin Desak Produsen Otomotif Tiongkok di Indonesia Tingkatkan Penggunaan Komponen Lokal
- 3 Jepang Siap Dukung Upaya RI Wujudkan Swasembada Energi
- 4 Irena Sebut Transisi Energi Indonesia Tuai Perhatian Khusus
- 5 Perkuat Kolaborasi, PM Jepang Dukung Indonesia untuk Jadi Anggota Penuh OECD
Berita Terkini
- Agensi ADOR Gugat NewJeans untuk CegahTeken Kontrak Independen
- Marbot Masjid dan Guru Ngaji Seharusnya Mendapat BPJS Ketenagakerjaan
- Mike Ethan Kolaborasi dengan Mario Ginanjar Rilis Single ‘Dia Harus Tahu’
- Untuk Kenang Persahabatan, Nyoman Paul Hadirkan 'Alunan Mimpi'
- Indra Sjafri Mengaku Belajar Banyak dari Shin Tae-Yong