Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gus Hilmy Dorong Muslimat NU sebagai Organisasi Perempuan Profesional

Foto : istimewa

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. pada acara Forum Komunikasi Muslimat NU DIY di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Provinsi D.I. Yogyakarta, Minggu (14/7).

A   A   A   Pengaturan Font

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. menyatakan di hadapan pengurus Muslimat NU se-D.I. Yogyakarta untuk secara tegas menerapkan konsep governing the NU. Menurutnya, kebesaran NU tidak bisa lagi dikelola secara tradisional, melainkan harus dengan cara-cara yang profesional sebagaimana sebuah negara.

YOGYAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. menyatakan di hadapan pengurus Muslimat NU se-D.I. Yogyakarta untuk secara tegas menerapkan konsep governing the NU. Menurutnya, kebesaran NU tidak bisa lagi dikelola secara tradisional, melainkan harus dengan cara-cara yang profesional sebagaimana sebuah negara.

"Artinya, kita sudah harus meninggalkan mindset NU sebagai paguyuban, yang urusannya personal-kekeluargaan, tapi mari kita siapkan NU sebagai organisasi patembayan, karena NU yang sudah kadung berbadan besar dan harus dikelola secara baik dan profesional. Mengelola NU seperti sebuah pemerintahan yang berstruktur dan memiliki badan-badan," pesan anggota Komite I DPD RI tersebut dalam sambutannya pada acara Forum Komunikasi Muslimat NU DIY di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Provinsi D.I. Yogyakarta, Minggu (14/7).

Dengan pengelolaan yang profesional, pria yang akrab Gus Hilmy itu berharap Muslimat bisa menjadi wadah bagi kemandirian perempuan sekaligus dapat menunjukkan perannya tidak hanya dalam keluarga dan lingkungannya, melainkan juga secara nasional.

"Saya juga berharap agar Muslimat terus bisa menjadi organisasi wadah perempuan NU agar bisa mandiri dan berprestasi dalam keluarga, di samping juga menjadi ruang perempuan berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan yang tidak hanya dibatasi oleh stigma urusan kasur, dapur, dan sumur," ujar Gus Hilmy.

Lebih lanjut, Gus Hilmy menekankan bahwa era hari ini adalah sinergi dan kolaborasi dengan musyawarah sebagai landasannya. Menurutnya, penting bagi Muslimat untuk menerapkan prinsip tersebut, baik internal maupun eksternal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top