Filipina Ratifikasi Pakta Pertahanan Utama dengan Jepang
Anggota Pasukan Bela Diri Jepang menaiki kendaraan tempur amfibi saat ikut serta dalam latihan gabungan dengan militer Filipina di San Antonio, Provinsi Zambales pada Oktober 2018 lalu.
Foto: AFP/Ted ALJIBEMANILA - Filipina pada Senin (16/12) meratifikasi pakta pertahanan utama dengan Jepang yang memungkinkan mereka untuk mengerahkan pasukan di wilayah masing-masing, sekaligus meningkatkan hubungan untuk melawan tekanan Tiongkok yang semakin meningkat.
Kedua negara tersebut merupakan sekutu lama Amerika Serikat (AS), yang telah memperkuat aliansinya untuk menghalangi klaim teritorial Tiongkok yang disengketakan di Pasifik.
“Pakta tersebut, yang juga memungkinkan peningkatan latihan tempur gabungan, diratifikasi oleh Senat Filipina tanpa suara negatif atau abstain,” kata Presiden Senat Filipina, Francis Escudero.
Kedutaan Besar Jepang mengatakan, para legislator di Tokyo juga perlu memberikan suara melalui perjanjian itu sebelum mulai berlaku.
"Ratifikasi Perjanjian ini semakin menegaskan kemitraan strategis antara kedua negara dan tujuan bersama mereka untuk meningkatkan kontribusi terhadap perdamaian, keamanan, dan stabilitas regional dan internasional," kata senat dalam sebuah pernyataan.
“Perjanjian ini akan memperluas kerja sama pertahanan Filipina dan Jepang di wilayah maritim di tengah tantangan keamanan bersama,” imbuh senat.
Para negosiator dari kedua negara selesai menengahi pakta tersebut pada Juli lalu, setelah tujuh bulan perundingan.
Walau di masa lalu Jepang menginvasi Filipina selama Perang Dunia II, kini mereka memiliki hubungan militer yang sama dengan AS dan semakin berselisih dengan Tiongkok.
Saat ini Jepang menampung sekitar 54.000 tentara Amerika, tetapi berselisih dengan Tiongkok mengenai kepemilikan pulau-pulau yang dikuasai oleh Tokyo di Laut Tiongkok Timur (LTT). Kapal-kapal Filipina dan Tiongkok pun kerap bentrok di sekitar beting yang disengketakan yang direbut Beijing dari Manila pada tahun 2012.
Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang merupakan jalur perdagangan senilai 5 triliun dollar AS setiap tahunnya, dan telah menepis putusan pengadilan internasional bahwa klaimnya itu tidak memiliki dasar hukum.
Kapal AS
Sementara itu dari Kamboja dilaporkan bahwa sebuah kapal perang AS pada Senin telah berlabuh di negara di Asia tenggara itu, hanya beberapa kilometer dari pangkalan angkatan laut yang direnovasi Tiongkok, dalam persinggahan pelabuhan militer Amerika pertama ke salah satu sekutu regional terdekat Beijing dalam delapan tahun.
Hubungan Washington DC dengan Phnom Penh telah memburuk selama bertahun-tahun, dengan Tiongkok menggelontorkan miliaran dollar untuk investasi infrastruktur di bawah mantan pemimpin Kamboja, Hun Sen.
“Personel Angkatan Laut Kamboja menyambut kedatangan USS Savannah di kota pelabuhan selatan Sihanoukville pada Senin,” lapor reporter AFP.
Sejak 2022, Tiongkok telah mendanai renovasi pangkalan Angkatan Laut Ream, sekitar 30 kilometer dari Sihanoukville, yang awalnya dibangun sebagian menggunakan dana AS.
Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan pada Jumat (13/12) lalu bahwa kunjungan lima hari tersebut bertujuan untuk memperkuat dan memperluas persahabatan dan mempromosikan kerja sama bilateral. AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- 2 Otorita Labuan Bajo: Mai Hang Food ajang promosi kuliner lokal
- 3 Jenderal Bintang Empat Akan Lakukan Ini untuk Dukung Swasembada Pangan
- 4 Warga Dibekali Literasi Digital Wujudkan IKN Kota Inklusif
- 5 Butuh Perjuangan Ekstra, Petugas Gabungan Gunakan Perahu Salurkan Bantuan ke Lokasi Terisolasi