Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 11 Feb 2024, 20:02 WIB

Dukung Siswa Miliki Pola Pikir Global, SA Praktikkan Pembelajaran Tiga Bahasa

Di tengah) Mary Jane Luyon-Fajardo, Principal Sampoerna Academy Medan Citra dan George Irawan Chairman, Board of Executive Putera Sampoerna Foundation bersama dengan para Perwakilan Konsulat dalam perayaan Imlek 2024 di Sampoerna Academy Medan Citra pada 7 Februari 2024.

Foto: istimewa

JAKARTA - Sekolah berbasis interkultural dan pelopor pembelajaran model STEAM, Sampoerna Academy (SA) berkomitmen untuk menumbuhkan apresiasi multi budaya dan mengembangkan pola pikir global. Pada perayaan Tahun Baru Imlek 2024 Sampoerna Academy (SA) menggelar perayaan bertema The Descendant of The Dragon. Kegiatan ini merupakan komitmen sekolah dalam menumbuhkan apresiasi multi budaya dan mengembangkan pola pikir global.

Kegiatan ini mengundang para orang tua melalui berbagai kegiatan yang melibatkan para siswa dalam mengimplementasikan hasil pembelajaran di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untukmemupuk apresiasi budaya dan memupuk pola pikir global di kalangan siswa dengan keterampilan dan perspektif yang diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi.

"Sampoerna Academy dengan bangga merayakan Lunar New Year 2024, mengusung temaThe Descendant of The Dragon.Dengan mengenalkan warisan budaya, kami ingin memberikan perspektif pandangan dunia yang lebih luas untuk membekali siswa kami dengan keterampilan dan perspektif yang diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi," ungkapAcademic Director Sampoerna Academy, Dr. Mustafa Guvercin melalui siaran pers Minggu (11/2).

Ia menambahkan, pada perayaan Imlek kali ini, inginmemupuk apresiasi budaya dan memupuk pola pikir global di kalangan siswa dengan keterampilan dan perspektif yang diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi. Dengan mengenalkan warisan budaya, SA ingin memberikan perspektif pandangan dunia yang lebih luas untuk membekali siswa kami dengan keterampilan dan perspektif yang diperlukan untuk dapat bersaing di era globalisasi.

Perayaan ini sesuai dengan filosofi pengajaran SA dengan para siswa untuk mengeksplorasi, berinovasi, dan berkomunikasi dengan pembelajaran STEAM. Melalui penekanan pada pengembangan holistik dari 5C-Critical Thinking(Berpikir Kritis),Communication(Komunikasi),Collaboration(Kolaborasi),Creativity(Kreativitas) danCharacter(Karakter), Sampoerna Academy mempersiapkan siswa untuk menavigasi kompleksitas dunia yang saling terhubung.

Salah satu ciri mencolok dari globalisasi adalah dampak multibahasa dan fenomena multikulturalisme yang terkait.Untuk menjawab tantangan global terhadap peningkatan kualitas SDM ini, Sampoerna Academy menerapkan kurikulum dengan pembelajaran tiga bahasa (trilingual) yaitu Indonesia, Inggris, Mandarin bagi setiap siswanya.

Menurut riset yang dilakukan oleh Rosetta Stone, Inc., pada 2020, diperkirakan hanya 13 persen orang di dunia yang memiliki kompetensi trilingual. Hal ini menunjukkan bahwa keahlian multilingual masih merupakan kompetensi yang jarang ditemui secara global.

"Namun, dengan pertumbuhan globalisasi dan meningkatnya keterhubungan antar budaya, penting bagi lembaga pendidikan untuk mengadopsi pendekatan trilingual dalam kurikulum mereka guna mempersiapkan generasi masa depan untuk menjadi pemimpin yang mampu berkontribusi dalam skala global," kata dia.

Psikolog Anak dan Remaja LivWell Clinic Medan Ita Novita Purba, M.Psi., menyatakan pentingnya pembentukan pola pikir global padaanak sejak dini. Pembentukan pola pikir manusia sejak usia dini selalu dimulai di lingkungan terkecil, yaitu keluarga dan sekolah yang kemudian akan membentuk karakter anak di masyarakat.

Peran sekolah sangat penting karena akan membantu dalam pembentukan pola pikir anak. Seperti halnya penerapan kompetensi trilingual serta metode pembelajaran di Sampoerna Academy yang dapat menjadi salah satu senjata awal untuk berinteraksi dan mengenal banyak hal serta membuka pikiran terhadap budaya lain.

"Tentunya, keterampilan multi-bahasa yang baik akan sangat efektif dalam mengenali dan memahami budaya lain yang mendukung pengembangan pola pikir global pada anak," jelas Ita.

Guvercin, menjelaskan temaThe Descendant of the Dragonpada perayaan Imlek 2024 merupakan simbol yang memiliki makna yang mendalam. Dalam budaya Tiongkok, naga adalah simbol yang dihormati yang mewakili kekuatan dan keberuntungan. Selain itu, naga kayu melambangkan kepemimpinan visioner, kemampuan beradaptasi, dan kemauan menghadapi tantangan dengan pola pikir global.

Dengan mengusung tema ini, SA berupaya untuk menanamkan rasa bangga pada siswanya terhadap warisan budaya dan identitas mereka untuk dapat memiliki nilai-nilai yang ada pada simbol naga kayu yang juga merupakanshiopada tahun 2024 ini. Oleh karena itu, tema tersebut tidak hanya menyimbolkan nilai-nilai budaya Asia namun juga menggarisbawahi pentingnya memupuk pola pikir global di kalangan siswa untuk memiliki pandangan dunia yang lebih luas.

"Tema ini menunjukkan dedikasi untuk menumbuhkan apresiasi terhadap budaya asing serta menumbuhkan pola pikir global di antara siswa-siswa kami. Pendekatan pembelajaran trilingual, yang mencakup keterampilan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Mandarin, mencerminkan komitmen kami untuk memperkaya pemahaman dan apresiasi siswa terhadap keragaman budaya melalui bahasa. Karena kami menyadari bahwa bahasa merupakan pintu untuk membuka pemahaman cakrawala budaya untuk dan pola pikir global," tambah Guvercin.

Dalam perayaan tersebut SA menghadirkan berbagai kegiatan yang di antaranyastudent performance,culturalbooth dan workshop, serta bazar. Melaluistudent performance, siswa memiliki kesempatan untuk mengekspresikan dan memperdalam pemahaman tentang kesenian budaya Asia.

Sementara itu dicultural boothdanworkshop, siswa dapat terlibat dalam aktivitas yang memperkaya pengetahuan mereka tentang berbagai aspek budaya Asia sekaligus juga dapat memperkenalkan kepada para orangtua dan pengunjung.

Selain itu, diadakan bazar yang diselenggarakan juga menjadi sarana bagi siswa untuk berinteraksi melalui pengalaman langsung dengan berbagai produk dan kegiatan yang mencerminkan keberagaman budaya. Acara ini secara serentak diselenggarakan di seluruh kampus Sampoerna Academy, yaitu Jakarta, BSD, Sentul, Medan, dan Surabaya.

Acara ini merupakan bagian dari upaya Sampoerna Academy untuk menanamkan nilai-nilai budaya Asia kepada peserta didik. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengembangkan pola pikir global melalui pembelajaran yang diterapkan, penguasaan bahasa asing, dalam hal ini Mandarin, sambil tetap memelihara nilai-nilai luhur Asia, tempat mereka lahir atau tempat mereka tinggal.

"Kami berharap siswa dapat mengambil peran aktif dan menjadi agen perubahan di masa depan, baik dalam skala lokal maupun global," tutup Guvercin.

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.