Dosen Unika Atmajaya Kembangkan PLTB Berbentuk Kaktus
Dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Ir. Tajuddin Nur bersama tim dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berbentuk kaktus untuk kampus yang berada di Serpong Tangerang.
Foto: ANTARA/HO-Unika Atma JayaTANGERANG - Dosen Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Ir. Tajuddin Nur berinovasi dengan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) berbentuk kaktus untuk kampus yang berada di Serpong Tangerang.
Tajjudin mengatakan, inovasi ini merupakan bagian dari komitmen Atma Jaya dalam mendukung keberlanjutan dan pengurangan dampak perubahan iklim.
"PLTB kaktus dirancang khusus untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi angin dalam bentuk hembusan angin di daerah dengan kecepatan angin yang tidak stabil," katanya, Sabtu (10/8).
Untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan oleh pembangkit, maka PLTB di kampus Unika Atma Jaya dirancang terintegrasi dengan tiga set turbin serta generator magnet permanen sehingga menyerupai "pohon kaktus".
Bentuknya yang unik menyerupai kaktus, memungkinkan turbin untuk menangkap angin dari berbagai arah.
Selain itu, penggunaan material tertentu pada baling-baling turbin juga dapat meningkatkan efisiensi konversi energi angin menjadi listrik.
Dengan kondisi topografi di Unika Atma Jaya Kampus BSD, maka pembangunan PLTB dapat menjadi pilihan yang tepat.
Kampus BSD Unika Atma Jaya berada pada lokasi yang strategis, diapit oleh dataran tinggi dan rendah sehingga menciptakan kondisi ideal untuk pemanfaatan angin secara konsisten.
"Dengan inovasi ini, diharapkan PLTB dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam lingkungan kampus dan memberikan kontribusi positif bagi penyediaan energi di daerah sekitarnya", kata dia.
Pengembangan PLTB kaktus oleh Unika Atma Jaya merupakan langkah nyata dalam mendukung upaya menuju keberlanjutan lingkungan.
Dengan memanfaatkan angin sebagai sumber energi utama, dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca.
Meskipun kecepatan angin bersifat dinamis, akan tetapi PLTB tersebut dapat beroperasi selama 24 jam sehari dan dapat menghasilkan listrik dalam kuantitas besar.
Dengan adanya suplai listrik yang melimpah, maka kampus dan daerah sekitarnya akan merasakan manfaat dari pasokan energi yang bersih dan berkelanjutan.
"Hal tersebut merupakan langkah nyata dari pengembangan teknologi yang diterapkan untuk mencapai tujuan keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan," katanya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
- 5 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
Berita Terkini
- Status Pailit Sritex, Berikut Penjelasan BNI
- Arab Saudi: Habis Minyak Bumi, Terbitlah Lithium
- Misi Terbaru Tom Cruise: Sabotase Pasukan Jerman!
- AirNav Pastikan Kelancaran Navigasi Penerbangan Natal dan Tahun Baru 2024/2025
- Sambut Natal 2024, Bank Mandiri Bagikan 2.000 Paket Alat Sekolah hingga Kebutuhan Pokok di Seluruh Indonesia