
Ditemukan Strain Padi Baru untuk Kesehatan Jantung
Petani memanen padi di Danzhai di provinsi Guizhou, Tiongkok.
Foto: AFP/China OUTBEIJING – Tiongkok kembali mencatatkan terobosan di bidang pertanian dan kesehatan dengan keberhasilan ilmuwan mereka dalam menciptakan strain padi yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Tim ilmuwan Tiongkok baru-baru ini menggunakan teknik penyuntingan gen untuk mengembangkan strain padi baru yang dapat menghasilkan koenzim CoQ10, menawarkan nutrisi yang menyehatkan jantung bagi konsumen.
“Penelitian kami berfokus pada peningkatan manfaat kesehatan dari makanan pokok yang dikonsumsi oleh miliaran orang setiap hari. Dengan strain padi ini, kami ingin memberikan solusi yang lebih baik bagi mereka yang peduli dengan kesehatan jantung,” ujar salah satu ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini.
Dikutip dari Antara pada Minggu (16/2),CoQ10 merupakan antioksidan yang secara alami diproduksi oleh tubuh manusia, dan sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan, terutama kesehatan jantung.
Seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk memproduksi antioksidan yang larut dalam lemak ini akan berkurang. Oleh karena itu, menambahkan suplemen tambahan ke dalam makanan dapat memberikan manfaat.
Namun, tanaman pangan sereal seperti padi, serta sayuran dan buah-buahan tertentu, pada dasarnya mensintesis CoQ9.
Setelah melakukan analisis evolusi terhadap variasi alami enzim Coq1 di lebih dari 1.000 spesies tanaman terestrial dan menerapkan teknik pembelajaran mesin, tim peneliti dalam studi ini menggunakan penyuntingan gen untuk memodifikasi lima asam amino utama enzim Coq1 pada padi, menciptakan varietas padi baru yang mampu mensintesis CoQ10.
Keberhasilan ini mendapat perhatian luas, terutama di tengah meningkatnya kasus penyakit jantung secara global. Strain padi baru ini berpotensi menjadi bagian dari strategi pencegahan penyakit kardiovaskular, khususnya di negara-negara yang menjadikan nasi sebagai makanan pokok.
Suplemen Nutrisi
Diterbitkan secara daring di jurnal Cell pada Jumat (14/2), studi tersebut mengungkapkan bahwa peningkatan kandungan CoQ10 tidak berdampak pada hasil panen padi.
Menurut Xu Jingjing, salah satu penulis pertama studi itu sekaligus associate researcher di Kebun Raya Chenshan Shanghai (Shanghai Chenshan Botanical Garden) di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (Chinese Academy of Sciences/CAS), studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa CoQ10 tetap relatif stabil selama proses pemanasan.
Hal itu mengindikasikan bahwa memasak tidak secara signifikan memengaruhi kadar CoQ10.
Khususnya, jika seseorang mengonsumsi beras yang mengandung CoQ10 ini setiap hari, mereka dapat memperoleh tambahan sekitar 1 hingga 2 miligram CoQ10 per hari.
"Asupan rata-rata CoQ10 dari daging adalah sekitar 2 hingga miligram per hari. Dengan demikian, kandungan CoQ10 dalam beras yang baru dikembangkan ini sebanding dengan yang terkandung dalam daging, sehingga dapat berfungsi sebagai suplemen nutrisi yang efektif untuk makanan sehari-hari," kata Xu.
Zhao Qing, seorang peneliti di Kebun Raya Chenshan Shanghai, meyakini bahwa penelitian yang dilakukannya "telah mengungkap hukum evolusi tanaman selama ribuan tahun."
Dia menambahkan bahwa pencapaian menciptakan spesies padi baru tidak hanya berlaku untuk kasus-kasus spesifik seperti CoQ10, tetapi juga menawarkan pendekatan universal untuk penelitian biologi lainnya.
"Biologi sintetis pada hakikatnya adalah tentang belajar dari alam," ujar Zhao.
Selain itu, studi ini menjadi contoh bagaimana big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat membantu dalam pemuliaan tanaman. Menurut tim peneliti tersebut, sejumlah studi serupa telah membuat kemajuan dalam hal pengembangan opsi gandum.
Tim peneliti yang bertanggung jawab atas studi padi itu juga mencakup tim peneliti dari Pusat Keunggulan Ilmu Tanaman Molekuler CAS/Pusat Penelitian Chenshan Shanghai serta Institut Genetika dan Biologi Perkembangan yang berbasis di Beijing di bawah naungan CAS.
Berita Trending
- 1 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 2 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
- 5 Danantara Harus Bisa Membiayai Percepatan Pensiun Dini PLTU