
BNPT Bina 14 WNI Terasosiasi dalam Pejuang Teroris Asing yang Dideportasi dari Turki
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono
Foto: antara fotoJAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) saat ini sedang membina 14 orang warga negara Indonesia terasosiasi dalam pejuang teroris asing atau foreign terrorist fighters (FTF) yang dideportasi dari Turki.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono mengatakan 14 orang warga negara Indonesia (WNI) itu dipulangkan dari Turki pada akhir tahun 2024 karena ditemukan di wilayah perbatasan dengan tujuan ingin bergabung ke Suriah.
"Ini salah satu bentuk counterpart Pemerintah Indonesia dengan Turki untuk memulangkan WNI yang sedang ingin bergabung ke Suriah," ujar Eddy saat ditemui usai acara Peluncuran Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah dan Pemutaran Film Road to Silence di Jakarta, Kamis (27/2).
Ia menjelaskan saat dideportasi dari Turki, belasan WNI tersebut ditempatkan di lembaga pemasyarakatan khusus di Sentul, Bogor, Jawa Barat, untuk diperiksa kesehatannya serta dilakukan pemprofilan tentang pendidikan, kejiwaan, maupun kondisi mereka, terutama bagi perempuan dan anak-anak.
Setelah itu, barulah dilakukan pembinaan dan rehabilitasi kepada para WNI tersebut. Dalam upaya pembinaan, dilibatkan pula pemerintah daerah.
"Jadi, kami tanya ke WNI tersebut, dia orang mana? Kalau Jawa Tengah, ya kami koordinasikan ke Pemda Jawa Tengah supaya dilakukan pembinaan," tuturnya.???????
Kepala BNPT menambahkan berbagai upaya pembinaan itu merupakan bagian dari langkah deradikalisasi.
Meski deradikalisasi biasanya diberikan kepada tersangka, terdakwa, terpidana, narapidana, mantan narapidana, maupun orang atau kelompok yang sudah terpapar paham radikal dan teroris, BNPT tetap menyasar para WNI yang terasosiasi FTF tersebut.
Selain lapas khusus, tambah Eddy, terdapat pula Balai Latihan Kerja (BLK) di Sentul untuk membina para mantan narapidana terorisme agar bisa melanjutkan hidupnya, diterima oleh masyarakat, serta mencari nafkah dengan baik saat keluar dan kembali ke masyarakat.
"Langkah tersebut merupakan bagian dari reintegrasi sosial yang kami berikan," ucap Eddy.
Berita Trending
- 1 Terkenal Kritis, Band Sukatani Malah Diajak Kapolri Jadi Duta Polri
- 2 Pangkas Anggaran Jangan Rampas Hak Aktor Pendidikan
- 3 Akses Pasar Global Makin Mudah, BEI Luncurkan Kontrak Berjangka Indeks Asing
- 4 Bangun Infrastruktur yang Mendorong Transformasi Ekonomi
- 5 Milan dan Bologna Berebut Posisi Empat Besar
Berita Terkini
-
Antisipasi Lonjakan Trafik Ramadan dan Lebaran XL Axiata Tingkatkan Kapasitas 2000 BTS
-
Pixel Group dan KCIC Bangun Ekosistem Media Luar Ruang di Kereta Cepat Whoosh dengan Optimasi Penggunaan Teknologi
-
Alami Kebakaran, Tim Pemadam di Kilang Cilacap Gerak Cepat
-
Survei Terbaru, Perempuan di Indonesia Lebih Aman Secara Finansial
-
Akibat Intensitas Hujan Tinggi, PLTA Koto Panjang Buka Pintu Pelimpah