Batik Lapas Perempuan Jambi, Harapan Kemandirian di Balik Jeruji
Warga binaan mendapat pelatihan mulai dari tahap dasar seperti membuat pola hingga keterampilan lebih lanjut seperti mencanting dan mewarnai kain.
Foto: IstimewaJAKARTA - Menghadapi tantangan sosial khas perkotaan, Pertamina EP Jambi Field bekerja sama dengan Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi mengembangkan keterampilan membatik bagi warga binaan.
Program ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Pertamina EP Jambi, yang sebelumnya berhasil mengubah kampung narkoba menjadi kampung bersih tanpa narkoba serta mendapatkan apresiasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Jambi dan Kemenkumham Jambi sebagai upaya nyata dalam mengurangi dampak sosial narkoba.
"Diperlukan intervensi sosial yang terarah untuk meningkatkan keterampilan serta kesiapan mental warga binaan di Lapas Perempuan Jambi," ujar Afrianto, Communication Relations & Community Involvement and Development Officer Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1.
Berdasarkan penilaian cepat terhadap pemetaan sosial di lapas tersebut, diketahui bahwa 80% warga binaan terlibat kasus narkoba. Kondisi ini mencerminkan masalah yang lebih besar, yaitu stigma terhadap mantan narapidana serta minimnya keterampilan kerja yang berujung pada tingginya angka residivisme.
"Keterampilan membatik dipilih karena memiliki potensi ekonomi sekaligus memberikan kebanggaan tersendiri bagi warga binaan," ujarnya dari Jambi, Selasa (29/10).
Pertamina EP Jambi memulai program Reintegrasi Warga Binaan pada 2019, melalui pembentukan kelompok Batik Kejora di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi. Warga binaan mendapat pelatihan mulai dari tahap dasar seperti membuat pola hingga keterampilan lebih lanjut seperti mencanting dan mewarnai kain. Alat dan bahan juga disediakan untuk mendukung proses pelatihan.
"Pada awalnya, proses belajar berjalan lambat, namun dengan ketekunan, warga binaan kini menghasilkan batik tulis berkualitas tinggi yang mampu bersaing di pasaran," ujar Ria Rachmawati, Kepala Lapas Ria Rachmawati.
Meskipun berada di tengah pandemi Covid-19, warga binaan tetap produktif dengan menciptakan motif batik "corona" yang mencerminkan semangat bertahan di masa sulit. Motif batik "corona", bersama enam lainnya, telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), yang menjadi bukti keunikan dan kualitas hasil karya mereka. Keberhasilan ini semakin meningkatkan popularitas Batik Lapas, dengan dukungan promosi melalui media sosial dan pameran.
Pada 2022, Batik Lapas turut serta dalam acara fashion show bertajuk "Ekspresi Suara Di Balik Jeruji," bekerja sama dengan Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jambi. Acara tersebut dihadiri oleh tokoh nasional, termasuk Iriana Jokowi dan organisasi OASE Kabinet Indonesia Maju. Setelah acara ini, permintaan batik hasil karya warga binaan meningkat secara signifikan dari berbagai institusi. Popularitas batik karya warga binaan Lapas Perempuan Jambi pun kian meluas.
Selain dari keterampilan membatik, Lapas Perempuan Jambi kini juga mengembangkan unit keterampilan lain seperti menjahit, kerajinan tangan, pembuatan kue, laundry, dan salon. Setiap unit diberikan pelatihan dalam produksi, pemasaran, dan pengelolaan bisnis yang bertujuan meningkatkan kemampuan wirausaha warga binaan. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa keterampilan mereka akan berguna saat mereka kembali ke masyarakat dan siap menghadapi tantangan baru.
Program ini bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan teknis tetapi juga memperkuat mental warga binaan melalui kegiatan penguatan psikologis. Pertamina EP Jambi mengadakan kegiatan "Penguatan Psikologis untuk Reintegrasi Warga Binaan" bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Jambi dan Program Studi Psikologi Universitas Jambi. Dengan dukungan psikolog, warga binaan mendapatkan pemahaman mengenai kesiapan mental sebelum kembali ke masyarakat.
Hermansyah, Manager Pertamina EP Jambi, menjelaskan program pelatihan ini diharapkan dapat menurunkan tingkat residivisme di masa depan. Pertamina EP Jambi berharap keterampilan dan kesiapan mental ini mampu membantu mereka berintegrasi dengan lebih baik dan tidak kembali ke jalur pelanggaran hukum. "Hingga kini, beberapa warga binaan yang telah bebas berhasil mengembangkan usaha mandiri di bidang yang mereka pelajari, seperti produksi kue dan batik," katanya.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi upaya pemberdayaan sosial lainnya di Indonesia. Dengan fokus pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin ke-8, yaitu menciptakan pekerjaan yang layak dan mendorong pertumbuhan ekonomi, serta poin ke-5 tentang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang.
Pertamina EP Jambi berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperluas program-program yang berdampak sosial positif. Keberlanjutan program ini akan selalu dijaga agar menjadi model pemberdayaan yang efektif dan inspiratif bagi masyarakat luas, khususnya di sektor yang menghadapi tantangan sosial serupa.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 Cegah Jatuh Korban, Jalur Evakuasi Segera Disiapkan untuk Warga Sekitar Gunung Dempo
- 3 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 4 Ratusan Pemantau Pemilu Asing Tertarik Lihat Langsung Persaingan Luluk-Khofifah-Risma
- 5 Dharma-Kun Berjanji Akan Bebaskan Pajak untuk Pengemudi Taksi dan Ojek Online
Berita Terkini
- Naik Bus Wisata Gratis ke Istana Panda Taman Safari Bogor, Nikmati Sensasi Kabut di Ketinggian
- Gunung Ibu Erupsi Lagi, Luncurkan Abu Setinggi 2 Km
- Tidak Hanya Siswa, Guru Juga Perlu Merasa Aman di Sekolah
- Pramono Anung Bakal Nyoblos di TPS 046 Cipete Selatan
- 65 Vendor Ikuti Pameran Pernikahan Tradisional Terbaik di The Sultan Hotel Jakarta