Bank Dunia Komitmen Wujudkan Transformasi Bagi Negara Penerima IDA
Senior Managing Director Bank Dunia Axel van Trotsenburg saat menyampaikan pidato dalam IDA21 Final Replenishment Meeting di Seoul, Korea Selatan, dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Foto: ANTARA/Bayu SaputraJakarta - Bank Dunia (World Bank) menyampaikan komitmennya untuk tidak hanya melaksanakan pendanaan, melainkan juga mewujudkan transformasi bagi 78 negara penerima program International Development Association (IDA).
Sebagaimana diketahui, "IDA 21" merujuk pada siklus pengulangan (replenishment) ke-21 dari program IDA, yang merupakan program Bank Dunia untuk menyediakan hibah serta pinjaman berbunga rendah ke negara-negara berpendapatan rendah.
Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat meningkatkan taraf kehidupan dan menciptakan masyarakat yang lebih aman dan sejahtera.
"Ini adalah janji IDA, bukan memberikan sekadar bantuan, melainkan transformasi. Bukan sekadar pendanaan, melainkan kemitraan. Bukan sekadar sumber daya, melainkan hasil nyata," ujar Senior Managing Director Bank Dunia Axel van Trotsenburg saat menyampaikan pidato dalam IDA21 Final Replenishment Meeting dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Pertemuan yang digelar di Seoul, Korea Selatan itu merupakan momentum penting bagi para pemimpin dunia dan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk bersatu dan menegaskan kembali komitmen mereka terhadap program IDA.
Axel menggarisbawahi dampak signifikan dari IDA, termasuk peningkatan layanan kesehatan untuk 1,5 miliar orang, akses listrik bagi 300 juta penduduk Afrika, serta penguatan jaring pengaman sosial untuk masyarakat rentan.
Dalam pidatonya, Ia juga menyoroti pentingnya pembiayaan adaptasi iklim sebagai salah satu langkah mendesak menghadapi tantangan global.
Pada kesempatan yang sama, First Vice Minister of Economy and Finance of Korea Beomseok Kim turut mengingatkan bahwa Korea Selatan sendiri pernah menjadi negara penerima IDA pada 1962, ketika tengah berjuang pulih dari dampak Perang Korea.
Pada saat itu, ia bercerita, IDA memberikan bantuan sebesar 116 juta dolar AS yang digunakan untuk membangun infrastruktur seperti jalur kereta api dan jalan raya.
“Dan hari ini, Korea telah menjadi salah satu negara maju di dunia. Perjalanan ini adalah bukti nyata,” ujar Beomseok Kim.
Ia menambahkan, keberhasilan Korea menjadi bukti bahwa dengan dukungan yang tepat, negara-negara berkembang dapat mencapai pertumbuhan luar biasa.
Lebih lanjut, Axel menekankan bahwa pertemuan ini bukan hanya sesi perjanjian pendanaan, tetapi juga simbol kekuatan multilateralisme di tengah tantangan global yang semakin kompleks, mulai dari bencana iklim hingga pandemi.
Para donor telah menunjukkan komitmen mereka dengan peningkatan kontribusi dalam mata uang nasional meskipun situasi global yang sulit.
Adapun dengan mengusung tema besar “Ending Poverty on a Livable Planet: Delivering Impact with Urgency and Ambition”, replenishment ke-21 International Development Association (IDA21) akan berfokus pada investasi sumber daya manusia dan planet dengan skala, efektivitas, dan efisiensi keuangan yang diperbarui.
Forum internasional ini didasari fenomena bahwa negara-negara termiskin di dunia saat ini sedang menghadapi kebutuhan pembiayaan eksternal yang tinggi.
Berbagai krisis telah menghambat pembangunan global, mengancam kehidupan dan mata pencaharian, serta menunda pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
IDA21 merespons tantangan ini dengan agenda ambisius yang memanfaatkan peluang untuk perubahan. Dengan mendukung negara-negara IDA untuk menentukan jalur pembangunan berkelanjutan mereka sendiri, IDA21 akan memberikan manfaat bagi 1,9 miliar orang di seluruh dunia sekaligus mempertahankan rekam jejak IDA dalam perbaikan berkelanjutan.
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- RS Polri Kembali Terima Dua Kantong Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza
- Swiatek Melaju Mudah ke Semifinal
- Sindikat Spesialis Perampokan Rumah Kosong di Jakarta Ditangkap
- Marselino Persembahkan Dua Gol untuk Oxford
- Masih Ada Gugatan di MK, Pj. Gubernur Adhy Serahkan SK Perpanjangan Pj. Bupati Sampang