Armand Duplantis dan Ingebrigtsen Mencetak Rekor Dunia
Duplantis mencetak rekor dunia I Armand Duplantis dari Swedia berkompetisi untuk memenangkan nomor lompat galah putra pertemuan atletik Liga Berlian Silesia di Chorzow, Polandia, Senin (26/8). Duplantis mencetak rekor dunia lompat galah baru sepanjang 6,26 meter.
Foto: Sergei GAPON / AFPCHORZÓW, POLANDIA - Armand Duplantis dan Jakob Ingebrigtsen memukau penonton saat mencetak rekor dunia di ajang Silesia Diamond League, Senin (26/8). Duplantis mencatatkan rekor baru 6,26 meter dalam lompat galah, kurang dari tiga pekan setelah memecahkan rekor tersebut untuk mempertahankan gelar Olimpiade Paris. Di Paris dia melompat 6,25 meter.
Atlet Swedia berusia 24 tahun itu mendapat ucapan selamat dari Presiden Polandia Andrzej Duda, yang turun ke lintasan dan berjabat tangan dengannya. "Semuanya berjalan sempurna sehingga saya bisa melakukan ini," tuturDuplantis. Dia tahu banyak orang datang ke sini untuk melihatnya melompat.
Maka, dia memberikan penampilan terbaik untuk mereka. Tahun ini Duplantis fokus ke Olimpiade. Rekor itu datang secara alami karena berada dalam kondisi terbaik. Untuk itu, dia tidak terkejut dengan rekor tersebut, tapi sangat bersyukur. Duplantis yang mencatatkan rekor dunia pertamanya juga di Polandia bulan Februari 2020.
Di nomor lari 3.000 meter, Ingebrigtsen, yang kehilangan mahkota Olimpiade di nomor lari 1500 m, memenangkan gelar 5.000 m, seolah tak percaya setelah mencatat waktu 7 menit 17,55 detik. Atlet Norwegia berusia 23 tahun itu memecahkan rekor yang bertahan selama 28 tahun milik Daniel Komen dari Kenya dengan unggul lebih dari tiga detik.
Dia merasa istimewa, luar biasa. Dia berharap bisa memecahkan rekor dunia di sini, tetapi berdasarkan latihan. Ingebrigtsen tidak pernah bisa memprediksi dengan pasti waktu seperti yang bisa dicapai. "Saya tidak pernah membayangkan bisa berlari 7:17," ujar Ingebrigtsen.
Juara Olimpiade asal Kenya Emmanuel Wanyonyi memiliki harapan untuk memecahkan rekor dunia lari 800 m yang dipegang kompatriotnya David Rudisha dengan catatan waktu 1:40.91 yang dibuat saat memenangkan emas Olimpiade di London pada 2012.
Namun, harapan Wanyonyi dirusak oleh rival utamanya di jarak tersebut, Marco Arop asal Kanada, yang tampak berada di jalur untuk memecahkan rekor itu sebelum kehilangan tenaga di beberapa meter terakhir. Arop, yang meraih perak di belakang Wanyonyi di Paris awal bulan ini, finis dengan catatan waktu 1:41.86.
- Baca Juga: Ipswich Tes Pertama Amorim
- Baca Juga: Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di Bundesliga
Juara Olimpiade lainnya dari Afrika, Letsile Tebogo, tidak membuat kesalahan di nomor lari 200 m. Atlet Botswana berusia 21 tahun itu dengan mudah melewati Kenny Bednarek asal AS. Tebogo, yang mendapat bonus dua rumah dan berlian saat kembali ke negaranya usai Olimpiade, mencatatkan waktu 19,83 detik. Catatan waktu itu merupakan rekor di ajang itu. ben/AFP/G-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Pasangan Risma-Gus Hans Sampaikan Permohonan Maaf di Akhir Masa Kampanye Pilgub Jatim
- Degrowth, Melawan Industrialisasi dan Konsumsi Berlebihan Demi Masa Depan yang Berkelanjutan
- Hardjuno Pertanyakan RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas Prioritas Saat RUU Perampasan Aset Tidak
- Kebijakan Luar Negeri Prabowo Subianto: Diplomasi yang Berimbang untuk Indonesia
- Tuai Kecaman, Biaya Penobatan Raja Charles Capai £72 juta