Antisipasi Kekeringan, Trenggalek Tambah Sumber Pendanaan Guna Menaikkan Produksi Pertanian
Petani memanen padi di salah satu areal pertanian di Trenggalek.
Trenggalek - Antisipasi kekeringan, Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur berkomitmen untuk menambah sumber pendanaan untuk mengembangkan infrastruktur pendukung serta stimulan khusus guna meningkatkan produksi pertanian.
"Seperti yang sudah dilakukan, stabilisasi harga lewat operasi pasar. Selain itu juga akan kita tambah sumber pendanaan untuk menambah stok-stok beras untuk bantuan sosial ke masyarakat," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin di Trenggalek, Sabtu.
Tanpa merinci besaran sumber pendanaan dimaksud, bupati muda yang akrab disapa Mas Ipin ini mengatakan bahwa alokasi anggaran diproyeksikan untuk penyediaan fasilitas pendukung pertanian.
Infrastruktur pendukung dimaksud seperti pompa air, instalasi pipa dan slang dan sebagainya, serta memperbanyak sumur dalam di areal-areal pertanian.
"Kita akan siapkan. Sumur dalam akan diperbanyak, pompa air dan lain-lain. Intinya penyediaan air untuk kebutuhan pertanian kita upayakan untuk tersedia, sekalipun kondisi kemarau," katanya.
Langkah itu dinilai strategis untuk menanggulangi dampak kekeringan di sektor pertanian. Ia berharap dengan berbagai stimulan itu akan merangsang petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya.
Sebab, apabila panenan padi melimpah, maka harga beras di pasaran bisa terdepresiasi atau turun.
"Ini opsi jangka panjangnya. Untuk jangka pendek ini langkah lain yang juga sedang kami lakukan untuk mengendalikan laju harga beras adalah dengan melakukan operasi pasar beras di beberapa titik wilayah sekaligus," katanya.
Kebijakan di sektor pertanian ini ditempuh Mas Ipin guna merespon efek domino dari kenaikan harga beras di pasaran beberapa pekan terakhir.
Di Trenggalek, saat ini harga beras kualitas medium melambung tinggi hingga menduduki peringkat kedua di Jawa Timur.
Jika dibandingkan harga beras dengan kualitas yang sama di 38 kabupaten/kota lainnya, saat ini harga beras di Trenggalek mencapai Rp12.750 per kilogram atau di atas rata-rata harga beras kualitas yang sama di Jatim, yakni Rp11.585 per kilogram.
Menurut Mas Ipin, tingginya harga beras itu tak lepas dari pengaruh musim kemarau panjang yang saat ini melanda.
Apalagi saat ini Trenggalek menjadi daerah terdampak kekeringan meteorologis kategori awas sehingga membuat sentra pertanian terdampak.
"Kondisi itu tak lepas dari pengaruh musim yang membuat para petani banyak yang gagal panen karena kesulitan mendapatkan suplai air," katanya.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya