Iklan — Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Separuh Warga Tuvalu Ajukan pindah ke Australia Dampak Kenaikan Air Laut

KORAN-JAKARTA.COM | Rabu, 02 Jul 2025, 22:28 WIB
iklan kopi jjroyal sidebar

TOKYO - Lebih dari 4.000 orang atau setara dengan 42 persen populasi Tuvalu, sebuah negara kecil di kepulauan Pasifik, mengajukan visa iklim untuk dapat bermigrasi ke Australia karena kenaikan air laut yang mengancam tanah air mereka.

Program visa migrasi iklim yang ditawarkan Canberra membuka pintu bagi 280 warga Tuvalu setiap tahunnya untuk bermigrasi ke Australia di bawah kesepakatan "Falepili Union" antara kedua negara.

Separuh Warga Tuvalu Ajukan pindah ke Australia Dampak Kenaikan Air Laut Doc: AFP/Torsten Blackwood

Ket.

Karena rerata ketinggian di pulau-pulau Tuvalu hanya 2 meter dari permukaan laut, krisis iklim berpotensi menenggelamkan negara tersebut dalam hitungan dasawarsa.

Namun, dengan populasi total hanya sekitar 9.600, Tuvalu akan kehabisan penduduk dalam 35 tahun jika program migrasi itu terus berjalan.

Sejak permohonan visa yang berlaku dengan sistem undian tersebut dibuka pada pertengahan Juni, 1.124 warga Tuvalu telah mendaftarkan diri. Jika ditambah anggota keluarga, jumlah totalnya mencapai 4.052, demikian menurut data pemerintah yang diperoleh Kyodo News.

Setelah undian visa tersebut tutup pada 18 Juli, pemohon yang terpilih dapat mengajukan visa iklim secara resmi.

Sementara perjanjian tersebut memberi jalur migrasi menghadapi dampak perubahan iklim, pemerintah Tuvalu terus berupaya menjamin masa depan bagi kepulauan mereka melalui reklamasi daratan dan proyek adaptasi untuk menguatkan wilayah pesisir.

Pemerintah Tuvalu berharap supaya langkah-langkah tersebut dapat mencegah migrasi massal warganya ke luar negara.

Sementara itu, pemerintah Tuvalu menegaskan bahwa skema migrasi Falepili tersebut dimaksudkan untuk memfasilitasi pergerakan dua arah, yaitu supaya warga Tuvalu dapat belajar dan memupuk keahlian di Australia untuk kembali ke tanah air mereka.

Namun demikian, menurut Jess Marinaccio, eks pejabat departemen luar negeri Tuvalu yang kini menjadi asisten profesor di California State University, tingginya minat warga terhadap program tersebut dapat berujung pada meningkatnya migrasi ke Australia.

"Meski jalur tersebut hanya akan memberi 280 visa setiap tahunnya, minat yang begitu tinggi ini menunjukkan bahwa warga Tuvalu akan terus mengajukan visa setiap tahunnya," kata dia, sembari menambahkan bahwa hal ini dapat mengganggu upaya penyelamatan daratan Tuvalu.

Menurut Tim Perubahan Tinggi Air Laut NASA dari Amerika Serikat, Tuvalu, yang daratannya terdiri dari 9 atol koral, telah menyaksikan kenaikan air laut hingga 15 cm dalam 30 tahun terakhir, 1,5 kali lebih tinggi dari rata-rata dunia.

NASA memproyeksikan bahwa pada 2050, sebagian besar dari wilayah daratan Tuvalu seluas 26 kilometer persegi, bersama seluruh infrastruktur kritis di atasnya, akan berada di bawah ketinggian rata-rata pasang naik. Ant/Kyodo-OANA

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Deri Henriawan
Tren Saat Ini
Realtime
Ads
Berita Terkait

Penataan Terpadu Lapangan Banteng dan Gedung AA Maramis Dimulai

Jumat, 11-Jul-2025 | Fajar Alim M

Megapolitan Penataan Terpadu Lapangan B...

Daerah Inginkan Ketegasan Bagi Hasil yang Adil

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Daerah Daerah Inginkan Ketegasan B...

Sekolah Rakyat Lebak Siap 100 Persen Awali Tahun Ajaran untuk SMA

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Daerah Sekolah Rakyat Lebak Siap 1...

Program Prioritas Kabupaten Serang Tunjukkan Kemajuan Signifikan

Jumat, 11-Jul-2025 | Andreas Tanjung

Daerah Program Prioritas Kabupaten...

Dede Sapari dan Diandra Diaz Gabung PSIM Yogyakarta

Jumat, 11-Jul-2025 | Alfred

Olahraga Dede Sapari dan Diandra Dia...

Pemkot Kupang Raup Rp8,6 Miliar Selama Pekan Pajak Daerah 2025

Jumat, 11-Jul-2025 | Andreas Tanjung

Ekonomi Pemkot Kupang Raup Rp8,6 Mi...

Papua Barat Bakal Memiliki BUMD Migas

Jumat, 11-Jul-2025 | Aloysius Widiyatmaka

Daerah Papua Barat Bakal Memiliki ...
Video Pilihan
Kementerian PUPR Tegaskan Komitmen Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Lingkungan