Ngerasa Jakarta 'Dingin' Beberapa Hari Terakhir? BMKG Sebut Ini Penyebabnya!
KORAN-JAKARTA.COM | Selasa, 01 Jul 2025, 06:00 WIBJakarta - Biasanya kita siap menghadapi panas musim kemarau, tapi belakangan Jakarta malah terasa segar dan lumayan sejuk di pagi dan malam hari, bahkan suhu berkisar 25–27°C. Apa penyebabnya?

Ket.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena ini sebenarnya alamiah dan biasa terjadi di puncak musim kemarau. Ada istilah lokal untuk itu: Bediding (dari bahasa Jawa “bedhidhing”), yang menggambarkan suhu dingin di malam hingga pagi saat musim kemarau tiba di wilayah Jawa dan sekitarnya.
Penyebab utama: Angin Monsun Australia
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menyebut, aliran Angin Monsun Australia yang datang dari selatan membawa udara kering dan dingin melewati Samudera Hindia. Lautan di rute tersebut memiliki suhu permukaan yang rendah, memperkuat efek pendinginan udara.
Anda mungkin tertarik:
Udara kering dan angin dari Australia ini menghambat keberadaan awan—membuat radiasi panas dari bumi lepas langsung ke atmosfer saat malam hari. Efeknya? Suhu turun tajam, udara jadi terasa lebih dingin.
Bediding: fenomena khas kemarau
BMKG menyatakan bediding adalah fenomena normal saat puncak musim kemarau, umumnya terjadi antara bulan Juli hingga September. Potongan suhu ekstrem ini bisa bersentuhan dengan pagi hingga siang sekitar 25–27?°C, lalu malamnya malah turun lagi.
Perkirakan sampai akhir Juli
BMKG memprakirakan sensasi dingin ini akan berlanjut hingga akhir Juli, bahkan memasuki Agustus—puncak kemarau 2025—karena efek monsun dan minimnya awan stabil.
Kalau Anda merasa “wah, Jakarta kok dingin?”, tenang—ini bukan AC yang kebablasan di rumah tetangga. Tapi fenomena meteorologi alami: angin kering dari Australia + langit cerah di musim kemarau = suhu dingin di malam & pagi.
Fenomena ini disebut Bediding, sudah terjadi sejak dulu; bukan anomali. Nikmati aja sensasi cozy-nya, tapi tetap siapkan jaket tipis bila mau keluar malam!
Tren Saat Ini
Realtime






