Koran-jakarta.com || Jum'at, 28 Mar 2025, 20:55 WIB

Ancaman Siber Meningkat, Sektor Ritel Harus Proaktif Lakukan Pengamanan

  • Fortinet Indonesia
  • Keamanan Siber

JAKARTA - Seiring dengan terus berkembangnya ekonomi digital di Indonesia, adopsi cepat terhadap perdagangan melalui perangkat seluler dan pembayaran digital membawa kemudahan sekaligus meningkatkan risiko keamanan siber.

Ancaman Siber Meningkat, Sektor Ritel Harus Proaktif Lakukan Pengamanan

Ket. Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim

Doc: Istimewa Ancaman Siber Meningkat, Sektor Ritel Harus Proaktif Lakukan Pengamanan

Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan memiliki 380 juta pengguna ponsel pintar, sementara nilai transaksi pembayaran digital diproyeksikan mencapai 88,42 miliar dollar AS pada tahun 2028. Pertumbuhan ini juga menjadikan para pelaku ritel dan konsumen sebagai target utama ancaman siber, terutama selama puncak musim belanja seperti Ramadan dan Idul Fitri.

Dalam acara “Fortify Your Cybersecurity: Ensuring Secure Customer Experiences During Peak Festive Season Demand,” yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Kamis, 20 Maret 2025, Edwin Lim, Country Director Fortinet Indonesia, menekankan pentingnya mengamankan jaringan dan transaksi ritel.

“Pelaku ritel harus menerapkan pendekatan keamanan yang proaktif, yang mengintegrasikan intelijen ancaman berbasis AI, SD-WAN yang aman, dan Zero Trust Network Access (ZTNA) untuk melindungi bisnis maupun konsumen dari risiko siber yang terus berkembang,” ujar dia pada kesempatan tersebut.

Ia mengungkapkan, scara ini dirancang untuk memberikan wawasan kepada para pemimpin industri mengenai cara memperkuat ketahanan keamanan siber, mengurangi risiko penipuan, dan mengamankan sektor ritel Indonesia yang tumbuh pesat.

FortiGuard Labs dari Fortinet telah mengidentifikasi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam penipuan phishing, situs e-commerce palsu, dan skema pembayaran digital palsu yang menyasar para pembeli di Indonesia. Pelaku kejahatan siber semakin sering memanfaatkan serangan phishing berbasis AI dan data keuangan yang dicuri untuk menjalankan penipuan yang canggih, yang menimbulkan risiko bagi bisnis maupun konsumen.

Seiring dengan percepatan digitalisasi sektor ritel, konvergensi antara keamanan dan jaringan menjadi sangat krusial. Solusi seperti Fortinet Secure SD-WAN serta kerangka kerja keamanan siber berbasis AI memungkinkan pelaku ritel untuk melindungi transaksi sensitif, meningkatkan visibilitas jaringan, dan mencegah pelanggaran sebelum terjadi.

“Strategi keamanan siber yang kuat bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan penting bagi pelaku ritel yang ingin menjaga kepercayaan pelanggan dan kelangsungan bisnis,” ungkap Edwin.

Seiring dengan upaya Indonesia dalam memperkuat regulasi keamanan sibernya, Fortinet terus mendukung pelaku usaha dalam memperkuat pertahanan mereka. Acara “Fortify Your Cybersecurity: Ensuring Secure Customer Experiences During Peak Festive Season Demand” menampilkan praktik terbaik dalam mengamankan platform e-commerce, melindungi data pelanggan, dan menerapkan sistem deteksi penipuan secara real-time.

Edwin menuturkan, Fortinet mendorong pelaku usaha untuk mengadopsi strategi keamanan berlapis, pembaruan sistem secara rutin, dan inisiatif edukasi konsumen untuk mengurangi risiko. Pera pengusaha hariu selangkah lebih maju dari ancaman siber.

“Lanskap ritel digital di Indonesia berkembang sangat pesat, dan pelaku usaha harus tetap selangkah lebih maju dari ancaman siber dengan berinvestasi pada solusi keamanan yang cerdas,” terang Edwin.

Melalui inovasi dan kolaborasi yang berkelanjutan, Fortinet tetap berkomitmen untuk melindungi ekonomi digital Indonesia dan memastikan pengalaman belanja yang aman dan lancar bagi semua orang.

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Haryo Brono

Artikel Terkait