Iklan — Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Menyusul Musim Kemarau Basah

KORAN-JAKARTA.COM | Selasa, 23 Feb 2021, 05:03 WIB
iklan kopi jjroyal sidebar

Hujan lebat saat ini pengaruh La Nina yang ditandai dengan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia tengah dan timur. Ini sebagai akibat menghangatnya suhu muka laut di wilayah perairan tanah air.

Tahun ini, La Nina menciptakan musim hujan lebih panjang atau musim kemarau basah. Ada juga peningkatan curah hujan pada saat musim hujan berlangsung. Dampaknya berupa bencana hidrometeorologi yang rawan terjadi di berbagai wilayah.

Menyusul Musim Kemarau Basah Doc: ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/foc

Ket. Petani membawa padi yang terendam banjir di areal persawahan desa Amansari, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (6/2/2021). Tingginya intensitas hujan di wilayah itu mengakibatkan ratusan hektar tanaman padi siap panen terendam banjir dan sebagian besar padi rusak serta terancam gagal panen.

Deputi Bidang Klimatologi, Herizal, mengatakan, musim hujan 2020-2021 dipengaruhi iklim global La Nina. Di wilayah Indonesia, La Nina meningkatkan curah hujan hingga 40 persen dari biasa.

"La Nina diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya hingga Mei 2021. Saat ini hampir sebagian besar wilayah Indonesia, 96 persen, dari zona musim masih berada pada musim hujan," ujar dia.

Maret-April

Menurut prediksi BMKG, Maret-April 2021 curah hujan di sebagian besar wilayah masih berpotensi hujan dengan intensitas kategori menengah hingga tinggi, antara 200-500 mm per bulan. Khusus di sebagian besar Papua dan Sulawesi berpotensi terjadi curah hujan bulanan kategori tinggi-sangat tinggi atau lebih dari 500 mm per bulan.

"Karena itu masih perlu diwaspadai potensi banjir yang berpeluang terjadi pada Maret-April 2021," ujar dia. Sementara itu, pada Mei 2021 diperkirakan telah memasuki masa transisi dari musim hujan ke kemarau.

Pada Juni-Agustus sebagian besar wilayah seperti Riau, Jambi, Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua telah memasuki kemarau. Tingkat curah hujannya pada kategori menengah-rendah dengan intensitas 20-150 mm per bulan.

Pada September 2021 diprediksikan masih berada pada musim kemarau. Musim kemarau diperkirakan lebih basah dibanding normalnya. Maka, tetap perlu diwaspadai potensi bencana hidrometeorologi hingga April 2021.

"Kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau biasanya atau juga dibanding kemarau 2019," kata dia. Memasuki bulan Oktober 2021 akan terjadi transisi kemarau ke musim hujan. Menginjak bulan November akan kembali masuk musim hujan.

hay/G-1

Like, Comment, or Share:

Tulisan Lainnya dari Haryo Brono
Tren Saat Ini
Realtime
Ads
Berita Terkait

Pertemuan Menlu ASEAN dengan Rusia

Jumat, 11-Jul-2025 | Fajar Alim M

Luar Negeri Pertemuan Menlu ASEAN denga...

Edukasi Tanggap Bencana  

Jumat, 11-Jul-2025 | Fajar Alim M

Megapolitan Edukasi Tanggap Bencana   

Depok Bangun Rumah Batik untuk Melestarikan Budaya

Jumat, 11-Jul-2025 | Deri Henriawan

Megapolitan Depok Bangun Rumah Batik un...

Hadapi Cuaca Ekstrem, Dinas Siagakan 1.175 Pompa

Jumat, 11-Jul-2025 | Deri Henriawan

Megapolitan Hadapi Cuaca Ekstrem, Dinas...

Pramono: Kota Global Harus Bebas Korupsi

Jumat, 11-Jul-2025 | Deri Henriawan

Megapolitan Pramono: Kota Global Harus ...

Persita Datangkan Matheus Alves

Jumat, 11-Jul-2025 | Alfred

Olahraga Persita Datangkan Matheus A...

BNPB: Bencana Hidrometeorologi Dominan

Jumat, 11-Jul-2025 | Ones

Nasional BNPB: Bencana Hidrometeorol...

Transaksi Bansos untuk Judol Capai Rp957 Miliar

Jumat, 11-Jul-2025 | Ones

Nasional Transaksi Bansos untuk Judo...

Persis Solo Perpanjang Kontrak Jordy Tutuarima

Jumat, 11-Jul-2025 | Alfred

Olahraga Persis Solo Perpanjang Kont...

Penataan Terpadu Lapangan Banteng dan Gedung AA Maramis Dimulai

Jumat, 11-Jul-2025 | Fajar Alim M

Megapolitan Penataan Terpadu Lapangan B...
Video Pilihan
Amerika Serikat-Ukraina Sepakat Soal Mineral Kritis