Lantai Dansa Kematian Santo Yohanes Pembaptis Ditemukan
KORAN-JAKARTA.COM | Kamis, 07 Jan 2021, 13:42 WIB
Ket.
Tim arkeolog Hungaria mengeklaim, telah mengidentifikasi lantai dansa yang mematikan tempat Santo Yohanes Pembaptis dihukum mati. Yohanes sendiri seorang pengkotbah yang meramalkan kedatangan Yesus. Ia dibunuh dengan cara dipenggal pada tahun 29.
Lantai dansa yang ditemukan arkeolog berada di sebuah halaman. Di sini diperkirakan tarian Salome ditampilkan di depan putra Raja Herodes yaitu Herodes Antipas. Di tempat ini pula Herodes Antipas memutuskan untuk membunuh Yohanes karena permintaan Salome, atas desakan Herodias, ibunya.
"Sebuah halaman yang ditemukan di Machaerus kemungkinan adalah tempat Salome menari dan Herodes Antipas memutuskan untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis," tulis Direktur Proyek Machaerus Excavations and Surveys at the Dead Sea, GyÅ‘zÅ‘ Vörös seperti dikutip Live Science.
Dalam buku berjudul, "Holy Land Archaeology on Either Side: Archaeological Essays in Honour of Eugenio Alliata," yang diterbitkan Fondazione Terra Santa (2020), Vörös menyebutkan halaman tersebut memiliki ceruk berbentuk apsidal atau setelah lingkaran yang diyakini sebagai sisa-sisa tahta Herodes Antipas duduk.
Anda mungkin tertarik:
"Para arkeolog menemukan halaman itu pada 1980. Tetapi mereka tidak mengenali ceruk tersebut sebagai bagian dari takhta Herodes Antipas sampai sekarang. Kehadiran takhta di samping halaman memperkuat kesimpulan tentang lantai dansa," tulis Vörös.
Kesimpulan tentang lantai dansa diperoleh dengan melakukan rekonstruksi halaman tersebut. Di dalam buku, arkeolog juga menampilkan gambar yang menunjukkan halaman tempat proses eksekusi Yohanes.
Lebih dari enam cendekiawan yang tidak terlibat dalam penggalian meyakini, namun beberapa di antaranya cukup skeptis. "Saya pikir secara historis kemungkinan penggalian ini telah membawa 'lantai dansa' Salome menjadi terang," kata Morten Hørning Jensen, seorang profesor di Sekolah Teologi Norwegia, yang menulis buku "Herodes Antipas di Galilea" (Mohr Siebeck, 2010).
Tapi beberapa sarjana mengungkapkan keraguan tentang apakah ceruk yang baru diidentifikasi itu mewakili sisa-sisa takhta Herodes Antipas. Jodi Magness, seorang profesor studi agama University of North Carolina di Chapel Hill, memuji karya Vörös dan timnya, tapi tidak yakin.
Keraguan Magness didasari kecilnya ceruk yang ditemukan di Machaerus dibanding takhta ayahnya, Raja Herodes yang ditemukan di istana musim dingin Jericho, Israel. Dia menambahkan, ceruk di Machaerus terlihat mirip dengan dua relung yang ditemukan di Upper Herodium, sebuah benteng istana yang dibangun Raja Herodes. Kedua relung itu tidak pernah diidentifikasi sebagai sisa-sisa singgasana.
Seorang profesor emeritus studi Yahudi di Duke University Eric Meyers, mengatakan, sangat mungkin takhta Herodes Antipas telah ditemukan. Dia menyatakan sangat ingin membaca laporan akhir situs tersebut.
"Apakah ada kecocokan sempurna antara sumber sastra dan arkeologi yang menempatkan eksekusi Yohanes Pembaptis di tempat itu, masih harus dilihat. Bagaimanapun, kasus yang kuat telah dibuat dan saya menantikan laporan akhir," kata Meyers.
Perhatian Peneliti
Kisah tentang Yohanes selalu menarik perhatian para ilmuwan. Pada 2010 peneliti mengeklaim menemukan tulang Yohanes di reruntuhan gereja Bulgaria. Tulang tersebut berupa tulang buku jari tangan kanan, gigi, bagian dari tengkorak, tulang rusuk, dan ulna atau tulang lengan bawah.
Pengujian DNA dan radio karbon kolagen dari tulang buku jari menunjukkan bahwa sisa-sisa tersebut kemungkinan besar milik seorang pria Timur Tengah yang hidup pada abad pertama. Hasil penelitian dikaitkan dengan kisah Yohanes.
Menurut Alkitab, Yohanes adalah sepupu atau saudara Yesus Kristus. Para ilmuwan seharusnya memiliki DNA keduanya atau dari kerabat untuk memastikan kebenaran penelitian tersebut, walaupun tidak mudah mendapatkannya.
"Masalahnya, tidak ada dasar untuk perbandingan," kata anggota tim studi Thomas Higham, seorang ilmuwan arkeologi di Universitas Oxford di Inggris. "Kami tidak memiliki sepotong tulang yang kokoh dan dapat diandalkan milik Yohanes Pembaptis atau Yesus," ujarnya seperti dikutip laman National Geographic.
Highman mengatakan nasib jenazah Yohanes menjadi topik yang banyak spekulasi di kalangan sarjana Alkitab. Pada abad ketiga dan keempat, laporan mulai bermunculan tentang tulang-tulangnya yang disimpan di berbagai gereja sebagai relikwi suci dari Yohanes dengan tujuan menarik peziarah.
Sebelumnya, pada 2004, para arkeolog mengeklaim telah menemukan sebuah goa yang dipercaya sebagai tempat Yohanes membaptis dan banyak muridnya. Goa yang terdapat di Yerusalem ini memiliki sebuah tangki besar dengan 28 anak tangga menuju kolam air bawah tanah.
Para arkeolog menampilkan ukiran dinding kuno yang menurut mereka menceritakan kisah pengkhotbah yang berapi-api, serta sebuah batu yang mereka yakini digunakan untuk upacara cuci kaki.
Arkeolog menemukan sekitar 250.000 pecahan tembikar dari goa, sisa-sisa kendi air kecil yang digunakan dalam ritual pembaptisan. "Yohanes Pembaptis yang merupakan tokoh dalam Injil, sekarang hidup kembali," kata arkeolog Inggris, Shimon Gibson seperti dilansir CBS New.
Sayangnya, tidak ada bukti nyata Yohanes pernah menginjakkan kaki di goa tersebut. Lokasi goa hanya empat kilometer dari Ein Kerem, kampung halaman Yohanes yang sekarang menjadi bagian dari Yerusalem. "Sayangnya, kami tidak menemukan prasasti apa pun," kata James Tabor, seorang profesor studi agama di University of North Carolina di Charlotte yang terlibat dalam penggalian goa tersebut.
Baik Tabor maupun Gibson mengatakan, sangat mungkin ukiran dinding, termasuk yang menunjukkan seorang pria dengan tongkat dan mengenakan kulit binatang, menceritakan kisah Yohanes. Pahatan dindingnya diperkirakan berasal dari periode Bizantium. Ini tampaknya dibuat oleh para biarawan abad keempat atau kelima. hay/G-1
Tren Saat Ini
Realtime






