Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Truk Tenaga Surya, Solusi Jitu Bisnis Kopi dari Aceh

Foto : ANTARA/Rahmat Fajri

Sejumlah warga saat menikmati kopi yang disajikan dari truk kopi milik Kejuruan Listrik BPVP Banda Aceh, di Banda Aceh, Kamis (5/1/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Bisnis warung kopi di ruko atau rumah bukan satu-satunya pilihan. Aceh punya cara jitu mengembangkan bisnis kopi yang kekinian, praktis, dan hemat BBM.

BANDA ACEH - Aceh menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbaik dunia. Juga dikenal sebagai daerah dengan 1.001 warung kopi. Menjamurnya tempat sajian kopi tidak terlepas dari budaya minum kopi masyarakat Tanah Rencong.

Namun, seiring perkembangan zaman, bisnis warung kopi berbentuk ruko atau rumah tidak lagi satu-satunya pilihan. Berbagai inovasi di era serbacanggih ini bermunculan, baik pemesanan secara online, maupun warung kopi yang bisa berpindah-pindah lokasi dengan memanfaatkan kendaraan.

Usaha kopi truk saat ini sudah menjadi solusi bagi pelaku bisnis di Aceh. Selain modal tidak terlalu besar, juga sangat praktis, mobilitasnya cukup mudah karena tidak memerlukan lahan luas seperti warung kopi pada umumnya.

Di Banda Aceh, usaha kopi truk biasanya beroperasi setelah shalat ashar atau sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. Terpusat di tempat-tempat tertentu.

Jarang dari pelaku usaha ini yang memarkirkan truk kopi mereka sendiri-sendiri. Mereka selalu berkelompok di lahan-lahan kosong untuk mengundang keramaian.

Biasanya, mereka parkir di lokasi wisata, seperti pinggiran Pantai Alue Naga, Ulee Lheue, di kawasan Taman Ratu Safiatuddin, serta setiapeventbesar baik yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat umum.

Saat ini, diperkirakan lebih kurang 500 usaha kopi truk di Banda Aceh. Semuanya masih menggunakan gensetBBM fosil untuk menghidupkan beragam peralatan yang membutuhkan energi listrik.

Dalam usaha kopi truk, energi listrik menjadi satu-satunya kebutuhan utama. Baik itu untuk menghidupkan lampu, mesin kopi, hingga penyajian air panas. Tanpa listrik usaha ini tidak bisa berjalan.

Untuk menghidupkan genset, pebisnis kopi trukper hari bisa menghabiskan sampai Rp100 ribu untuk 10 liter Pertalite.

Truk Kopi Tenaga Surya

Kejuruan Listrik Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banda Aceh telah merancang kopi truk bertenaga surya, meski masih tahap pengujian. Kelak, mobil ini bisa menjadi solusi bagi pebisnis kopi truk dalam menghemat energi.

Cara kerjanya dimulai dari panel surya yang dipasang pada bak bagian mobil, kemudian energi panas yang ditangkap dialirkan pada baterai untuk penyimpan daya listrik.

Instruktur Muda Kejuruan Listrik BPVP Banda Aceh Dery Rinaldyoptimistis kopi truk bertenaga surya tersebut bakal banyak digunakan pelaku bisnis kopi di Ibu Kota Provinsi Aceh itu karena lebih murah dan ramah lingkungan.

Adapun cara pembuatan truk kopi tenaga surya itu cukup sederhana. Pertama, dimulai dengan memasang panel surya pada atap mobil dengan penyesuaian lebar dari truk tersebut.

Setelah itu, maka ukuran panel surya dapat ditentukan berapawatt peak (wp) sehingga bisa ditetapkan berapa jumlah panel surya yang dibutuhkan sampai pembagian grupnya.

Pada truk ni diperoleh 100 wp, mendapatkan sekitar sembilan keping panel sehingga dibagi menjadi tiga grup dengan masing-masing terdapat tiga keping panel surya.

Setelah ditentukan, panel surya tersebut kemudian dihubungkan dengansolar chargecontroller(SCC) sebagai pengatur arus listrik dari panel surya untuk dimasukkan ke baterai.

"Kita pakai yang 20 Ah, kita susun untuk tiga grup tersebut, dan terakhir nanti dari baterai itu kita alirkan ke invertersehingga keluar tegangan 220 volt AC, plus minus 10 persen. Jadi, dari itulah bisa menghidupkan mesin kopi tersebut," ujarnya.

Karena mobil kopi kejuruan listrik BPVP Banda Aceh itu memuat tiga grup panel surya, maka hanya dapat dibagi ke dalam tiga inverter, yaitu dua inverter 1.000 watt untuk menyalakan mesin espresso dan mesingrinder, kompor listrik dancup sealer, serta satu inverter 600 watt untuk menghidupkan lampu.

Artinya, dengan daya tersebut, sudah bisa meng-coversemua peralatan pada sebuah truk kopi sehingga bisnis kopinya bisa dijalankan sekitar 6 sampai 7 jam (bateraifull).

Sebelum dioperasikan, truk kopi panel surya itu terlebih dahulu harus dilakukan pengecasan(charging) dengan waktu ideal 10 jam di tengah terik Matahari atau membutuhkan waktu 2 hari. Kondisi itu juga tergantung dari ukuran baterainya. Lebih besar maka harus dicas lebih lama.

"Untuk pengecasan lebih kurang membutuhkan waktu sekitar 2 hari karena dalam sehari itu Matahari teriknya sekitar 5 jam. Karena itu, kalau tidak digunakan, mobilnya dijemur saja dan dia akanngecasotomatis," katanya.

Bisnis kopi truk bertenaga surya ini lebih hemat ketimbang menggunakan genset yang selama ini berjalan. Jika harga Pertalite Rp10 ribu per liter maka mereka sehari menghabiskan biaya BBM Rp50 ribu untuk setiap 5 liter. Jika dikalikan setahun biayanya Rp18 juta.

Dengan sistem tenaga surya, pengusaha kopi truk bisa menghemat setengah dari biaya pakai genset atau sekitar Rp8 jutasetahun. Angka dihitung dari pengecasanselama 2 hari untuk sehari pemakaian.

Menggunakan tenaga surya dinilai lebih hemat, apalagi perawatannya pun cukup gampang, hanya dengan membersihkan panel surya dan menjaga level baterai saja.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top