Tim SAR evakuasi nelayan yang hilang selama lima hari di laut Garut
Petugas mengevakuasi korban nelayan yang hilang di perairan laut Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (11/9) malam.
Foto: ANTARA/HO-Satpolairud Polres GarutGarut -- Tim Search And Rescue (SAR) gabungan mengevakuasi seorang nelayan dalam kondisi meninggal dunia yang sebelumnya dilaporkan hilang selama lima hari setelah perahu yang digunakannya diterjang gelombang tinggi di perairan Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Ya, sudah ditemukan, korban dievakuasi malam (Rabu), lalu diserahkan ke pihak keluarga di RSUD sekitar jam 21:00 WIB," kata Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut AKP Anang Sonjaya saat dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Kamis pagi.
Ia menuturkan korban bernama Mukti (60) merupakan korban kedua yang ditemukan setelah sebelumnya Tim SAR menemukan korban Soni (40) di hari ketiga pencarian dengan kondisi meninggal dunia.
Korban Mukti, kata dia, ditemukan oleh nelayan yang sedang memasang jaring untuk menangkap ikan melihat ada mayat di hamparan karang wilayah Pantai Sancang, Kecamatan Cibalong.
"Satpolairud menerima laporan dari nelayan bahwa adanya sesosok mayat laki-laki yang tergeletak di hamparan karang di wilayah Pantai Sancang," katanya.
Ia menyampaikan tim kemudian menuju lokasi penemuan mayat tersebut dengan berjalan kaki yang jaraknya cukup jauh dan tidak bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Tim SAR gabungan bersama masyarakat setempat langsung mengevakuasi korban yang ditemukan sekitar 200 meter dari lokasi kecelakaan perahu terbalik di perairan Cikolemberan, Cibalong, Sabtu (7/9) malam.
"SAR gabungan dengan dibantu oleh nelayan dan masyarakat setempat langsung melakukan evakuasi mayat tersebut dan membawanya menuju ke RSUD Pameungpeuk untuk dilakukan identifikasi," katanya.
Ia mengatakan hasil identifikasi di RSUD Pameungpeuk memastikan bahwa jasad tersebut merupakan nelayan yang menjadi korban kecelakaan laut lima hari lalu bernama Mukti warga Kecamatan Pameungpeuk, Garut.
"Keluarga jenazah atas nama Mukti membenarkan bahwa jenazah tersebut merupakan anggota keluarga mereka, selanjutnya jenazah korban diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan," katanya.
Sebelumnya, kecelakaan laut menimpa nelayan itu bermula ketika ketiga orang yakni Soni, Mukti, dan Agung (20) melaut menggunakan perahu nelayan bernama "Jitu" untuk mencari ikan dengan waktu pemberangkatan, Sabtu (7/9) malam.
Namun ketika berada di tengah lautan itu, perahu yang mereka tumpangi tiba-tiba dihantam gelombang laut yang cukup tinggi menyebabkan dua orang hilang, dan satu orang bernama Agung beruntung selamat selanjutnya mendapatkan penanganan medis.
Tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian korban dan berhasil menemukan korban Soni dengan kondisi meninggal dunia di Perairan Cilaki, Garut, Senin (10/9) malam, selanjutnya korban kedua ditemukan di hari kelima pencarian.
Tim SAR gabungan selanjutnya menutup operasi pencarian dua nelayan korban kecelakaan laut di perairan Garut itu.
Redaktur: -
Penulis: Antara, Sujar
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- AS Laporkan Kasus Flu Burung Pertama pada Anak
- Jonatan dan Sabar/Reza Tantang Unggulan Tuan Rumah di Semifinal China Masters 2024
- Christian Sugiono Bangun Luxury Glamping di Tepi Danau
- KKP Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru dengan Singapura
- Berkaus Hitam, Pasangan Dharma-Kun Kampanye Akbar di Lapangan Tabaci Kalideres, Jakarta Barat