Status Siaga Darurat Bencana DIY Diperpanjang
Ilustrasi - Awan mendung di atas Kota Yogyakarta.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri AtmokoYOGYAKARTA - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi memperpanjang status siaga darurat bencana hidrometeorologi hingga 3 Februari 2025.
Perpanjangan status tersebut diputuskan melalui SK Gubernur DIY Nomor 504/KEP/2024 tentang Penetapan Perpanjangan Kedua Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi (banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Noviar Rahmad saat dihubungi di Yogyakarta, Senin, menjelaskan perpanjangan itu mempertimbangkan curah hujan di DIY yang diprediksi masih tinggi hingga Mei 2025.
"Siaga darurat bencana hidrometeorologi itu kita perpanjang. Yang tadinya kan berakhir di tanggal 2 Januari 2025, terus kita perpanjang 3 Januari sampai dengan 3 Februari 2025," ujar Noviar.
Dia menuturkan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa potensi bencana, seperti longsor, banjir, dan cuaca ekstrem di provinsi ini masih tinggi.
"Kondisi curah hujan cukup tinggi itu masih akan berlangsung sampai bulan Mei. Jadi, di Januari ini kita masih melakukan siaga darurat, karena ada potensi bencana longsor, kemudian cuaca ekstrem, dan banjir," kata dia.
Selain itu, BMKG juga menginformasikan adanya bibit siklon tropis 98S yang dapat memicu tinggi gelombang laut serta peningkatan kecepatan angin di kawasan Samudra Hindia selatan Jawa Timur - Bali dan sekitarnya.
Noviar menyebutkan bahwa sejak Oktober 2024, pihaknya mencatat bencana longsor terjadi di 377 titik di lima kabupaten/kota, yakni Kulon Progo, Gunungkidul, Sleman, Bantul, dan sebagian kecil Kota Yogyakarta.
"Sebanyak 377 kasus longsor itu semenjak dari bulan Oktober, November, Desember," katanya.
Selain longsor, BPBD DIY juga mencatat 262 kejadian cuaca ekstrem dan 27 kejadian banjir selama 2024.
Untuk mengantisipasi potensi bencana lebih lanjut, BPBD DIY telah menyiapkan langkah mitigasi, baik struktural maupun non-struktural, salah satunya mendistribusikan bronjong ke kelurahan-kelurahan rawan longsor.
"Nanti bronjong itu untuk dilakukan pemasangan dengan kerja bakti dari masyarakat. Kemudian, kita membantu penyediaan angkong, linggis, ada cangkul, kemudian ada sekop, serta permakanan," ujar dia.
Sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem dan potensi bencana juga terus digencarkan.
Menyusul perpanjangan status siaga darurat itu, Noviar mengimbau masyarakat DIY tetap waspada, terutama terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan pohon tumbang.
"Pertama untuk masyarakat tetap waspada, terutama terkait dengan cuaca ekstrem yang akan menimbulkan pohon tumbang, sehingga untuk melakukan pemangkasan terhadap pohon-pohon yang dianggap atau berpotensi tumbang," katanya.
Dia juga meminta masyarakat di daerah rawan longsor, khususnya di wilayah Kulon Progo, untuk terus memperhatikan informasi terkini dari BMKG.
"Dimohonkan untuk bisa melakukan mitigasi dan memperhatikan, selalu update dari BMKG terkait dengan situasi cuaca yang dikeluarkan per 2 jam sekali," ucap Noviar Rahmad. Ant
Berita Trending
- 1 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 2 the Straits Times Memprediksi Presiden Prabowo Bersama Sembilan Presiden dan PM Negara Lain Jadi Pemimpin Dunia Berpengaruh
- 3 Kebijakan PPN 12 Persen Masih Jadi Polemik, DPR Segera Panggil Menkeu
- 4 Masuki Masa Pensiun, Kepala BSSN dan Kepala Basarna Diganti
- 5 Gara-gara Faktor Inilah, Pelantikan Kepala Daerah Terpilih di Provinsi Bali Diundur