Rupiah Melemah karena Data Inflasi AS Naik Jadi 3,2 Persen
Arsip foto - Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (11/8) pagi melemah 0,16 persen atau 25 poin menjadi Rp15.210 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.185 per dolar AS.
Analis pasar uang Lukman Leong menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipengaruhi data inflasi AS yang secara year on year (yoy) atau tahunan meningkat menjadi 3,2 persen dibandingkan sebelumnya 3,0 persen.
"Rupiah melemah setelah data menunjukkan inflasi AS yang naik pertama kalinya dalam setahun walau sedikit di bawah perkiraan sebesar 3,3 persen disusul pernyataan The Fed (San Francisco Fed) President Mary Daly membuat dolar AS rebound dari penurunan awal," ujar Lukman Leong di Jakarta, Jumat (11/8).
Melihat sentimen dari dalam negeri, Lukman menilai masih cukup positif. "Namun, rupiah dan mata uang regional saat ini tertekan oleh penguatan dolar dan kekhawatiran perlambatan ekonomi Tiongkok," katanya.
Sebelumnya, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyampaikan bahwa apabila data inflasi AS menunjukkan penurunan di bawah 3,0 persen (angka pada bulan Juni 2023), akan mendorong pelemahan dolar AS karena The Fed dapat melonggarkan kebijakan suku bunga tinggi. "Begitu pula sebaliknya," ucap dia pada Kamis (10/8).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya