Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 11 Okt 2024, 17:49 WIB

Program 'Teman Bus' Atasi Masalah Transportasi Perkotaan

Seminar Nasional "Tinjauan Aspek Kebijakan Publik dalam Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Berbasis Angkutan Umum Massal" di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/10).  

Foto: Istimewa.

JAKARTA - Dalam rangka mengatasi masalah transportasi perkotaan di Indonesia, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) menghadirkan Teman Bus yaitu layanan angkutan perkotaan dengan skema Buy The Service atau pemerintah membeli setiap kilometer pelayanan angkutan yang dilaksanakan oleh operator yang saat ini telah hadir di 11 kota.

"Kini pertumbuhan kendaraan pribadi di Indonesia per tahunnya mencapai 8 persen. Kerugian ekonomi akibat kemacetan di kota - kota besar seperti Jakarta bisa mencapai 64 Triliun per tahun, sementara untuk wilayah Semarang, Surabaya, Bandung, Medan dan Makassar kerugiannya sekitar 12 Triliun per tahun," papar Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Tatan Rustandi saat menjadi narasumber pada kegiatan Seminar Nasional "Tinjauan Aspek Kebijakan Publik dalam Penyelenggaraan Sistem Transportasi Perkotaan Berbasis Angkutan Umum Massal" di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (10/10).

Dia menjelaskan karena adanya pertumbuhan kendaraan pribadi yang terus menerus maka dapat menciptakan penurunan kualitas udara. Pencemaran udara menjadi ancaman serius bagi masyarakat perkotaan dengan kepadatan kendaraan bermotor yang semakin meningkat.

Selain itu, banyaknya kendaraan bermotor di jalan juga mendorong terjadinya kemacetan. Berdasarkan data yang dihimpun TomTom Traffic Index 2023 tentang peringkat angka kemacetan di dunia, Jakarta menempati peringkat ke - 29 dengan rata - rata waktu tempuh yaitu 22 menit 40 detik per 10 kilometer perjalanan.

"Oleh karena itu diperlukan suatu sistem transportasi perkotaan berbasis angkutan umum massal seperti Teman Bus dengan skema BTS ini. Bus dipilih karena kota-kota di Indonesia memiliki jalan yang relatif sempit, sehingga lebih sesuai untuk implementasi bus," katanya.

Sejak keberadaannya pada 2020 hingga 2024, sebanyak lebih dari 71 juta orang sudah merasakan manfaat penggunaan Teman Bus. Preferensi pengguna sepeda motor (R2) yang menggunakan layanan BTS pada skala nasional sebesar 72% pada 2023. Sedangkan, preferensi pengguna mobil (R4) yang menggunakan layanan BTS pada skala nasional sebesar 23% pada 2023.

Adapun, layanan ini didukung oleh elektrifikasi dan digitalisasi. Bus Trans Semanggi Suroboyo di Surabaya sudah melayani masyarakat dengan 14 unit bus listrik berukuran sedang. Selain itu, Trans Metro Pasundan di Bandung pun menghadirkan 8 unit bus listrik berukuran sedang.

"Untuk mengoptimalkan pelayanan angkutan umum ini dilakukan pengintegrasian layanan melalui Super App Mitra Darat. Masyarakat bisa melakukan _tracking bus_, melihat informasi rute dan koridor, memantau informasi kedatangan bus dan juga mengecek detil halte terdekat," tandasnya.

Semakin mudahnya masyarakat menggunakan angkutan umum seiring dengan strategi yang diterapkan dalam mengembangkan Teman Bus yaitu Push and Pull Strategy di mana mendorong masyarakat untuk keluar dari kendaraan pribadi dan menarik masyarakat untuk menggunakan bus.

Dalam hal ini, sesuai amanah Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pemerintah pusat dan pemerintah daerah hadir bersama - sama menyediakan angkutan umum yang aman dan selamat bagi masyarakat.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Mohammad Zaki Alatas

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.