PM Egede Dorong Kemerdekaan Greenland di Tengah Minat Trump untuk Membeli Wilayahnya
Menlu AS, Antony Blinken (kanan) berbicara dengan PM Greenland, Mute Egede (kiri) dan Dr. Mie Wingding, ilmuwan di Pusat Penelitian Iklim Greenlands, saat ia mengunjungi situs Black Ridge Viewing di Kangerlussuaq, Greenland, beberapa waktu lalu.
Foto: AFP/Saul LOEBISTAMBUL- Perdana Menteri (PM) Greenland, Mute Egede, pada hari Jumat (3/1) menyerukan kemerdekaan pulau tersebut dari Denmark sebagai langkah untuk melepaskan diri dari belenggu era kolonial.
Seperti dikutip dari Politico, dalam pidato tahun baru, Egede menekankan hak Greenland untuk menentukan nasib sendiri di tengah perhatian global yang kembali muncul setelah Presiden AS terpilih, Donald Trump, menghidupkan kembali minatnya untuk membeli wilayah tersebut.
Egede menyoroti ketimpangan yang masih ada dalam hubungan antara Greenland dan Denmark, yang mengelola pulau tersebut sebagai koloni hingga 1979 dan masih memberikan subsidi tahunan sebesar 500 juta euro (sekitar 514,5 juta dollar AS atau sekitar 8,3 triliun rupiah).
"Sejarah dan kondisi saat ini telah menunjukkan bahwa kerja sama kami dengan Kerajaan Denmark belum berhasil menciptakan kesetaraan penuh," kata Egede, seraya menekankan perlunya Greenland menentukan jalannya sendiri.
Greenland, yang meraih otonomi pada 1979 dan memperoleh hak untuk mendeklarasikan kemerdekaan melalui referendum pada 2009, telah menjadi pusat kepentingan strategis dan ekonomi karena cadangan besar minyak, gas alam, dan mineralnya.
Pulau ini, yang berpenduduk 57.000 jiwa, juga menjadi lokasi pangkalan penting Angkatan Udara Amerika Serikat (AS).
Proposal Kontroversial
Komentar Egede muncul beberapa pekan setelah Trump kembali menyatakan proposal kontroversialnya untuk membeli Greenland, ide yang pertama kali dia lontarkan pada 2019.
Pemimpin Greenland tersebut dengan tegas menolak gagasan itu, menyatakan bahwa wilayah itu tidak untuk dijual dan tidak akan pernah dijual.
Denmark, yang telah menghadapi kritik atas ketidakadilan historis di Greenland, termasuk kampanye kontrasepsi paksa pada pertengahan abad ke-20, baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meningkatkan anggaran pertahanan di pulau tersebut sebesar 1,3 miliar euro (sekitar 21,7 triliun rupiah).
Menteri Pertahanan Denmark, Troels Lund Poulsen, mengaitkan waktu investasi ini dengan kebetulan, meskipun pengumuman tersebut dilakukan setelah minat Trump terhadap wilayah itu kembali mencuat.
“Selama bertahun-tahun, kami tidak cukup berinvestasi di Arktik. Sekarang kami merencanakan kehadiran yang lebih kuat,” ujar Poulsen.
Poulsen menekankan anggaran tambahan dalam skala dua digit miliar krona akan dialokasikan untuk membeli setidaknya dua kapal patroli samudra kelas Tetis, dua drone jarak jauh, serta merekrut personel militer untuk Komando Arktik Gabungan, yang bertanggung jawab atas keamanan Kepulauan Faroe dan Greenland.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 KPU: Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Jakarta pada Kamis
- 2 Hari Kamis KPU tetapkan Gubernur
- 3 Perluas Akses Permodalan, Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM hingga Pekerja Migran
- 4 Panglima TNI Mutasi 101 Perwira Tinggi, Kepala BSSN dan Basarnas Juga Diganti
- 5 Marselino Ditemani Ole Romeny di Oxford United
Berita Terkini
- Asam Lambung Sering Naik? Pengobatan dari IDI Garut Ini Mungkin Cocok Untuk Anda!
- Film Eva Pendakian Terakhir Tayang 16 Januari 2025, Angkat Kisah Horor di Pegunungan
- Berikut Tips Sehat dari IDI Cianjur Agar Kamu Terhindar dari Vulvovaginitis
- Terbukti Ampuh, Ini 7 Obat Alami untuk Mengatasi Kram Perut
- Lakukan Pengobatan dari IDI Cirebon yang Satu Ini Demi Menghindari Penyakit Salpingitis