
Petani Milenial Sumenep Dilatih Membuat Pupuk Organik cair
Pelatihan pembuatan pupuk cair organik oleh petani milenial di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/HO-Pemkab SumenepSumenep, 13/3 - Petani milenial di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mendapat pelatihan membuat pupuk organik cair, untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
"Selain untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, pembuatan pupuk cair organik ini juga dalam rangka memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di sekitar lahan pertanian warga," kata Kordinator Penyuluh pada Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sumenep, Delly Hos Kapila di Sumenep, Jawa Timur, Kamis.
Kegiatan pembuatan pupuk cair organik ini diikuti oleh anggota petani milenial Sumenep dan sejumlah anggota BPP Sumenep.
Kolaborasi tersebut, kata dia sebagai salah satu solusi dalam mengatasi tantangan pertanian modern yang selama ini bergantung pada pupuk kimia.
Pelatihan tersebut dipandu dua fasilitator yakni Salamet sebagai fasilitator dalam pembuatan pupuk organik cair, dan anggota BPP Kota, Amrisal Ardiansyah sebagai fasilitator dalam pembuatan bakteri pupuk fluorescens.
Ketua Kelompok Petani Milenial M Ridwan mengatakan, kegiatan tersebut untuk memberikan pemahaman mengenai bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat pupuk organik cair, seperti daun kelor, lamtoro, mengkudu, dan bahan fermentasi lainnya.
"Selain itu, anggota kami juga dilatih mengenai cara pembuatan dan aplikasi pupuk organik cair di lahan pertanian mereka," ujarnya.
Salamet mengatakan saat ini masyarakat Sumenep selalu bergantung pada pupuk kimia, padahal pupuk kimia dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Pembuatan pupuk organik cair tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga menjaga keberlanjutan tanah dan mengurangi dampak negatif terhadap tanah, lingkungan, dan kesehatan, katanya.
Oleh sebab itu, petani milenial harus merasa optimis dengan potensi pupuk organik cair dalam meningkatkan hasil pertaniannya.
“Kami sering menghadapi masalah dengan harga pupuk kimia yang terus naik. Dengan pupuk organik cair, kami bisa mengurangi biaya dan tetap mendapatkan hasil yang maksimal, bahkan lebih sehat,” ungkapnya.
Kordinator Penyuluh BPP Sumenep, Delly Hos Kapila sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.
"Kami sangat mendukung penuh inisiatif dari petani milenial ini, sebagai bagian dari pemberdayaan dan pengembangan pertanian berbasis ramah lingkungan dan kesehatan," katanya.
Langkah tersebut, kata Delly adalah upaya meningkatkan produktifitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem, sebab tanah yang mengandung kimia cenderung tidak sehat.
"Dengan semakin berkembangnya kesadaran terhadap pertanian organik, diharapkan inovasi ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani milenial, tetapi juga menginspirasi generasi muda lainnya untuk terlibat dalam sektor pertanian," katanya.
Berita Trending
- 1 Kerusakan Parah di Hulu Sungai Ciliwung, Sungai Bekasi dan Sungai Cisadane
- 2 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 3 Lingkungan Hidup, Pemerintah Bakal Terapkan Sanksi Paksaan di Puncak
- 4 TNI-Polri Bersinergi Menjaga Kamtibmas Puncak Jaya
- 5 Pengemudi Ojol Bisa Bergembira Rayakan Lebaran, BHR Jadi Titik Temunya