Perjanjian ICA-CEPA Diklaim Selesai secara Substansi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: antaraJAKARTA - Perundingan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Kanada (Indonesia – Canada Comprehensive Economic Partnership/ ICA-CEPA) diklaim telah selesai secara substansi. Meski demikian, masih ada beberapa bagian yang masih perlu finalisasi kesepakatan bersama kedua negara.
“Perundingan ICA-CEPA secara substansi telah selesai (substantially concluded),” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (17/11).
Sesuai rencana, Penandatanganan Joint Ministerial Statement yang menandakan berakhirnya negosiasi ICA-CEPA, dijadwalkan akan berlangsung pada 2 Desember 2024 saat kunjungan Menteri Perdagangan Kanada Ms. Mary Ng ke Jakarta.
Airlangga turut mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto pada acara Pertemuan Bilateral dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di sela-sela rangkaian acara Konferensi Tingkat Tinggi – Asia Pacific Economic Cooperation (KTT – APEC) di Lima, Peru.
Pertemuan itu membahas berbagai potensi peningkatan kerjasama Indonesia - Kanada. Presiden Prabowo membuka pertemuan dengan menyampaikan apresiasi atas kemajuan signifikan perundingan ICA-CEPA yang menandai CEPA pertama Indonesia di Amerika Utara.
“Perjanjian ini akan membuka peluang untuk meningkatkan perdagangan di sektor pertanian, manufaktur, dan serta memperkuat rantai pasok,” jelas Presiden Prabowo menjelaskan.
Peningkatan Kemitraan
Pada kesempatan pertemuan bilateral tersebut, Indonesia mendorong peningkatan kemitraan dengan Kanada, utamanya pada empat sektor.
Pertama, mineral kritis (critical minerals) untuk mengoptimalkan investasi di industri hilir nikel untuk kendaraan listrik di Indonesia. Kemitraan ini akan meningkatkan penciptaan nilai dan lapangan kerja serta berkontribusi dalam mencapai tujuan emisi nol karbon.
Kedua, ketahanan dan swasembada pangan untuk memastikan makanan yang bergizi, serta mengurangi stunting di Indonesia. Presiden menawarkan Kanada untuk kerjasama di sektor pertanian dan akuakultur melalui integrasi teknologi dan inovasi pertanian.
Ketiga, pada sektor ketahanan energi Indonesia menawarkan kerjasama di bidang penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan kapasitas inovasi demi masa depan energi yang lebih bersih dan tangguh, untuk mendukung komitmen Indonesia mencapai emisi nol tahun 2060, dengan nilai investasi sebesar 1 triliun dolar AS.
Keempat, pertahanan di mana di tengah meningkatnya ketegangan regional, Indonesia berharap kerjasama pertahanan dan keamanan dengan Kanada dapat ditingkatkan untuk penanggulangan terorisme, dukungan logistik, dan pengembangan industri pertahanan kedua negara.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini Gagasan dari 4 Paslon Pilkada Jabar untuk Memperkuat Toleransi Beragama
- 2 Irwan Hidayat : Sumpah Dokter Jadi Inspirasi Kembangkan Sido Muncul
- 3 Trump Menang, Penanganan Krisis Iklim Tetap Lanjut
- 4 Jerman Percaya Diri Atasi Bosnia-Herzegovina
- 5 Disbun Kaltim Fasilitasi Alih Fungsi Lahan Tambang Menjadi Perkebunan
Berita Terkini
- Seperlima Kasus Dengue karena Perubahan Iklim
- Dharma Berharap Pembangunan Waduk di Jabar Tidak Ada Praktik Korupsi
- Pasangan RIDO Akan Bangun Waduk dan Sumur Resapan untuk Atasi Banjir di DKI
- Pemprov-KLH Kelola Sampah Berkelanjutan
- Dharma-Kun Usung Konsep Sistem Beton Berpori untuk Atasi Banjir Jakarta