Pemkab Kuningan Gandeng KEE untuk Terapkan Pertanian Organik
Ilustrasi. pembuatan eco enzim oleh KKE di Kuningan, Jawa Barat.
Foto: ANTARA/HO-DKPP KuninganKuningan --Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kuningan, Jawa Barat, menggandeng KomunitasEco Enzyme(KEE) untuk berkolaborasi dalam mengembangkan serta menerapkan sistem pertanian organik yang ramah lingkungan di daerah itu.
"Kolaborasi ini bisa meningkatkan ketahanan pangan yang ramah lingkungan. Kami sudah mengunjungi sekretariat KEE untuk melihat lebih dekat aplikasi eco enzim dalam sektor pertanian," kata Penjabat (Pj) Bupati Kuningan Iip Hidajat di Kuningan, Selasa.
Ia menjelaskan eco enzim merupakan zat yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik, serta dikenal memiliki manfaat sebagai penyubur dan bisa memperbaiki kualitas tanah.
Dia menyampaikan Pemkab Kuningan mendukung penuh pembuatan eco enzim yang dikembangkan oleh komunitas itu, agar nantinya bisa dipakai pada lahan pertanian, minimaldi tingkat rumah tangga.
"Inisiatif dari KEE ini merupakan langkah nyata yang dan kami dukung penuh untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Hal tersebut juga dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah menegaskan penerapan sistem pertanian organik, harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah.
Pertanian organik, kata dia, mampu memberikan hasil yang setara, bahkan lebih baik daripada pertanian konvensional, dengan dampak positif terhadap lingkungan serta meningkatkan perekonomian petani.
Dia menyebut penggunaan eco enzim tidak hanya membantu menyuburkan tanah, tetapi juga bisa digunakan untuk mengatasi serangan hama, serta meningkatkan kualitas tanaman dan buah.
"Pemanfaatan eco enzim, yang berasal dari limbah organik rumah tangga, diyakini memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas pertanian organik di Kuningan," katanya.
Lebih lanjut, Wahyu menuturkan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dalam pengembangan bioprospeksi guna mendorong kemajuan sektor pertanian.
Dia menambahkan mikroorganisme yang ditemukan melalui bioprospeksi bisa digunakan untuk membuat pupuk biologis dan pestisida ramah lingkungan, sehingga ke depannya bisa mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis.
"Bioprospeksi dapat membuat tanaman lebih tahan kekeringan, sehingga mampu meningkatkan produktivitas di lahan sawah tadah hujan. Selain itu Kabupaten Kuningan telah mengantongi sertifikat padi organik di Desa Jatisari, Kecamatan Subang," ucap dia.
Redaktur: Zulfikar Ali Husen
Penulis: Antara, Sujar
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
- 5 Sangat Mengkhawatirkan, Rupiah Turun Jadi Rp16.009 Per Dollar AS
Berita Terkini
- Cegah Banjir, Modifikasi Cuaca Untuk Amankan Jakarta Dari Bencana
- Gerak Cepat, Polisi Tangkap Dua Pelaku Curanmor di Tamansari
- Menang 1-0 Atas Malaysia, Timnas Thailand Puncaki Grup A
- Sayang Sekali, Fajar/Rian Terhenti Di Semifinal WTF Usai Lakoni Rubber Game Ketat
- Bali United Pasang Target Keluar Dari Tren Negatif