Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menteri Basuki Sebut Water Warrior sebagai Hub dan Jaringan Gerakan Peduli Air

Foto : ANTARA/Aji Cakti

Arsip - Menteri PUPR sekaligus Plt. Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono menyampaikan keterangan kepada awak media di Jakarta, Rabu (18/9/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan komunitas peduli air atau water warrior berperan sebagai hub dan menyatukan jaringan untuk melakukan gerakan pelestarian dan pengelolaan air berkelanjutan.

"Jadi water warrior ini sebagai hub, sebagai networking. Saya tidak ingin hanya sebagai teatrikal action saja untuk pembersihan sungai. Sungai harus benar-benar dibersihkan. Tanpa anggaran, sungai juga susah akan menjadi bersih. Ada anggaran, tanpa ada komunitas peduli sungai, juga tidak akan jalan," kata Menteri Basuki di Jakarta, Sabtu (21/9).

Dalam acara Water Warriors Assemble: Indonesian Wave After The 10th World Water Forum itu, Basuki menuturkan Kementerian PUPR akan mengalokasikan anggaran untuk mendukung pelaksanaan kegiatan water warrior terkait dengan upaya pelestarian dan pengelolaan air berkelanjutan.

"Saya akan perintahkan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air untuk mengalokasikan anggaran khusus sebagai pelaksanaan dari Water Warrior ini yang akan dilaksanakan oleh para komunitas sungai komunitas air," ujarnya.

Indonesian Water Warrior memiliki visi berupa keterlibatan pemuda dalam melindungi dan melestarikan sumber daya air nasional, dengan misi untuk memberdayakan pemuda sebagai penggerak pengelolaan air berkelanjutan melalui inisiatif kolaboratif, pendidikan, advokasi, dan penelitian, guna mendorong masa depan Indonesia yang tangguh dan aman terhadap air.

Menteri Basuki menuturkan peluncuran water warrior tersebut harus menjadi gerakan untuk memelihara sungai dan sumber-sumber air, terutama dalam mengatasi tantangan global terkait terlalu banyak, terlalu kotor, dan terlalu sedikit air.

"Kita melaksanakan untuk supaya too much water tidak menjadi banjir, too little water tidak menjadi kekeringan dan bagaimana kita mencegah supaya tidak menjadi too dirty water," tuturnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top