Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menag Sebut PPIH Beri Layanan Badal Lontar Jumrah dan Badal Haji untuk Jemaah Sakit

Foto : ANTARA/Nur Istibsaroh

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berbincang dengan anggota jamaah haji yang sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/6/2023) malam.

A   A   A   Pengaturan Font

MEKKAH - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa Panitia Penyelenggara Ibadah Haji menyediakan layanan badal lontar jumrah dan badal haji secara gratis bagi anggota jamaah haji Indonesia yang membutuhkan.

Dia memastikan bahwa tidak ada tambahan biaya untuk layanan badal lontar jumrahbagi anggota jamaah yang sakit maupun layanan badal haji bagi anggota jamaah yang meninggal di Tanah Suci.

"Tidak ada biaya Pak. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," katanya menjawabkekhawatiranTaupik, anggota jamaah haji berusia 77 tahun, saat mengunjungiKlinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arafah, Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/6) malam waktu setempat.

Taupik, anggota jamaah dari EmbarkasiKertajatiyang menempati Maktab 13,dibawa ke KKHIkarena sesak napas setelah melaksanakan wukuf.

MelihatTaupikyang masih menggunakan selang oksigen dan susah bicara dalam waktu lama, Menteri Agama menawarkan kepadanya untuk menggunakan layanan badal lontar jumrah.

"Semangat ya Pak. Nanti kita siapkan badalnya. Jangan dipaksakan. Bapak istirahatmawon(saja). Rukunnya wukuf sudah, nanti thawaf ifadhoh, itu pun tidak boleh dipaksakan. Sehat lebih penting Pak," kata Menteri Agama kepada Taupik.

Setelah menjengukTaupik, Menteri Agama menegaskan bahwatidak ada pungutan biayaapa pun dalam penyediaan layanan badal lontar jumrah dan badal haji.

"Saya sudah sampaikan ke Dirjen agar hal ini disampaikan ke jamaah, bahwa tidak ada pungutan apa pun baik itu badal jumrah, badal tawaf ifadhoh, bahkan badal haji ya. Tidak ada pungutan," katanya.

Mengenai hasil peninjauanpenyelenggaraan pelayanan haji di Arafah, dia menyampaikan bahwasecara keseluruhan pelayanan berjalan baik, keluhan yang disampaikan oleh jamaah bisa diatasi.

Setelahwukuf di Arafah, jamaah hajidiberangkatkan menggunakan bus untuk mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina.

Di Mina, jamaah akan melontar jumrah Aqabah pada 10 Zulhijah dan kemudian melontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari tasyrik.

Rangkaian kegiatan ibadah yang dilaksanakan oleh jamaah haji di Minalebih berat.

Saat berada diArafah, jamaah haji lebih banyak berdiam di dalam tenda. Sedangkan selama di Mina,jamaah akan bolak-balik dari tenda ke jamaratuntuk melontar jumrah.

"Sampai selesai wukufdilaporkan ada tujuh peserta haji yang wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang, banyak jamaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap," kata Menteri Agama.

"Skenarionya badal, membadalkan(anggota) jamaah yang tidak mampu. Jadi, intinya kita tidak mau jamaah ini dipaksakan kondisi fisiknya," ia menambahkan.

Menteri Agama sudahmeminta Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk mendataanggota jamaah yang membutuhkan layanan badal lontar jumlah dan badal haji.

PPIHArab Saudi juga sudah menyiapkan petugas untuk memberikan layanan badal lontar jumrahdan badal haji kepada anggota jamaah Indonesia yang membutuhkan.

Menteri Agama meninjau penyelenggaraan pelayanan bagi jamaah haji Indonesia di Tanah Suci didampingi oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian AgamaHilman Latief, Inspektur Jenderal Kementerian AgamaFaisal Ali, Staf Khusus Menteri AgamaWibowo Prasetyo, dan anggota rombonganAmirul Hajj.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top